Selasa 18 Sep 2018 15:18 WIB

Istana Komentari Foto Moeldoko dengan Pemred Asia Sentinel

Johan Budi meminta tak ada lompatan kesimpulan soal laporan Asia Sentinel

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) TNI Moeldoko
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) TNI Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi, membantah istana memiliki hubungan dengan Asia Sentinel terkait laporan konspirasi pencurian uang negara sebesar 12 miliar dolar AS yang melibatkan 30 pejabat negara dan mencucinya melalui perbankan internasional. Laporan itu peristiwa berisi tentang bailout Bank Century pada 2018 dengan mantan presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Saya kira enggak ada hubungan sama sekali, di mana letak kesimpulan mem-backing itu di mana? Kan harus ada data atau korelasi yang valid kemudian bisa disimpulkan ada hubungan dengan Istana," kata Johan Budi menjawab pertanyaan wartawan di kompleks Istana kepresidenan Jakarta, Selasa (18/9).

Johan berharap semua pihak tidak langsung menghubungkan laporan Asia Sentinel yang menyinggung pemerintahan SBY tersebut dengan pihak Istana. Terkait tersebarnya foto Kepala Staf Presiden Moeldoko dengan Pemimpin Redaksi Asia Sentinel, Johan Budi mengaku tidak mengetahui pertemuan dalam foto tersebut.

"Mungkin pas ramai-ramai ada pertemuan. Yang ketemu banyak pemred jangan kemudian di-simplified, disimpulkan ke situ. Jauh sekali. Itu namanya, istilahnya jumping conclusion. Saya kira dengan begini anda paham betul ya," katanya.

Johan Budi menegaskan bahwa tidak ada kepentingan apa pun Istana dengan SBY. Dan hubungan Presiden RI keenam dengan Presiden Joko Widodo dalam keadaan baik-baik saja.

"Tidak ada hal yang dipertentangkan antara Pak SBY dengan Pak Jokowi. Kalau anda men-simplified lagi Istana itu Pak Presiden, sekali lagi jangan semua dikaitkan," katanya.

Sebelumnya, dalam laporannya, laman berita Asia Sentinel menyebutkan adanya konspirasi pencurian uang negara sebesar 12 miliar dolar AS yang melibatkan 30 pejabat negara dan mencucinya melalui perbankan internasional. Laporan berjudul "Indonesia's SBY Government: Vast Criminal Conspiracy" yang ditulis John Berthelsen itu menyebutkan bahwa ada keterkaitan Ketua Umum Demokrat SBY dengan kasus Bank Century.

Sekretaris Jendral Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menuding berita terkait penerimaan aliran dan gelap kepada SBY dari Bank Century itu bermuatan politik. Dia mengatakan, ini mengingat keluarnya berita tersebut menjelang tahun-tahun politik dalam hal ini pilpres 2019.

"Kami menengarai ini ditunggani, hanya saja kami belum tahu siapa yang menukangi ini," kata Hinca Pandjaitan, Senin (17/9) di gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement