REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar Sarmuji menilai, masuknya Partai Demokrat dalam koalisi pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno tak akan berpengaruh banyak. Menurut dia, partai di bawah pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak akan penuh mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga.
“Saya tidak menganggap Pak SBY akan all out mendukung Prabowo,” kata dia ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (14/8).
Menurut dia, SBY masih kecewa kepada Prabowo. Sebab, Prabowo lebih memilih Sandiaga sebagai calon wakil presiden (cawapres) ketimbang puteranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Karena itu, lanjut dia, SBY akan setengah hati mendukung pasangan tersebut. “Pak SBY di pihak lawan juga tidak akan masalah,” ujar dia.
Kendati demikian, ada peluang SBY menjadi penasihat kampanye Prabowo-Sandiaga. Sebab, Prabowo sempat mengutarakan tak akan menjadikan SBY sebagai ketua tim pemenangan karena ketua umum Partai demokrat itu lebih pantas menjadi penasihat.
Jika menjadi penasihat tim kampanye Prabowo-Sandiaga maka SBY akan 'berhadapan' dengan Jusuf Kalla. Keduanya pernah berduet memimpin negara ini pada periode 2004-2009.
Koalisi Indonesia Kerja (KIK) telah menunjuk Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Penasihat Tim Kampenye Joko Widodo (Jokowi) dan Kiai Ma’ruf Amin. Sarmuji mengatakan, JK memiiki pengalaman menang beberapa kali di medan pertempuran politik.
Sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, pihaknya menyediakan AHY untuk bergabung dalam tim pemenangan. "Setelah dukungan ditanda tangani, dia (AHY) akan all out pada keputusan partai. Kami menyediakan Mas AHY sebagai salah satu tim yang akan memenangkan pasangan ini," kata dia di luar kantor KPU, Jakarta Pusat, Jumat (10/8).
Menurut dia, dalam politik, keputusan yang diambil Demokrat dalam mengusung calon presiden (capres) di detik akhir adalah hal yang wajar. Yang terpenting, kata dia, Demokrat telah menuntaskan kewajiban UU Pemilu dan mendaftarkan paslon sesuai waktu yang ditentukan.
Ia menolak jika keputusan partainya diambil karena situasi terdesak. Hinca mengatakan, keputusan dan pendaftaran pada 4 atau 10 Agustus akan sama saja hasilnya. Hinca menambahkan, AHY memang tak menjadi pasangan Prabowo. Namun, ia optimis pada pemilu 2024 AHY bisa maju.