Kamis 12 Jul 2018 17:31 WIB

Waketum Hanura: Anies Bisa Teruskan ‘Tradisi Jokowi’

Tradisi yang dimaksud, yakni dari gubernur DKI Jakarta menjadi kandidat pilpres.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Ratna Puspita
I Gede Pasek Suardika.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
I Gede Pasek Suardika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Hanura I Gede Pasek Suardika mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan kembali mengulang ‘tradisi’ Joko Widodo (Jokowi) apabila maju mendampingi Ketua Umum Prabowo Subianto pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Tradisi yang dimaksud, yakni dari gubernur DKI Jakarta menjadi kandidat pada pemilihan presiden.

Jokowi tidak menyelesaikan masa jabatannya sebagai gubernur DKI periode 2012-2017 karena mencalonkan pada pilpres 2014. Pasek tidak dapat menilai apakah ‘tradisi’ ini dapat disebut baik atau tidak. “Kuncinya ada di rakyat. Biarkan mereka yang menilai," ucapnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (12/7). 

Selain tradisi tersebut, menurut Pasek, banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat ingin memadankan Anies dan Jokowi. Rakyat akan membandingkan kekuatan kinerja Jokowi saat jadi gubernur DKI Jakarta dan presiden dengan Anies ketika menjabat sebagai menteri dan gubernur sekarang. 

Ia mengatakan publik akan dapat menilai sosok mana yang memiliki cakupan kerja lebih luas, progresif, dan positif. Namun, Pasek tak menampik akan ada perbedaan ketika Anies kelak jadi meninggalkan sementara jabatan tertinggi di DKI Jakarta dan masuk ke Pilpres 2019. 

Akan tetapi, besaran perbedaan tersebut belum bisa dinilai karena kepemimpinan Anies masih terbilang baru. Jadi, akan sulit lihat perbedaannya apabila diganti oleh Sandiaga Uno yang kini menjabat sebagai wakil gubernur Jakarta. 

Di sisi lain, ia mengatakan, Anies tetap berhak maju dan semua pihak harus menghormatinya. Ia juga berpendapat, Anies memiliki peluang sama besar dengan politikus lain untuk maju pada Pilpres 2019. 

Pasek menilai, Anies merupakan sosok yang profesional dan mempunyai tingkat popularitas tinggi di mata masyarakat Indonesia, terutama pasca-Pilkada DKI Jakarta tahun lalu. ”Akan tetapi, untuk melihat perbandingannya dengan calon presiden pejawat Joko Widodo (Jokowi), tentu harus dilihat terlebih dahulu siapa pasangannya," ujarnya. 

Nama Anies muncul dalam bursa Pilpres 2019 setelah Penasihat Ketua Umum Prabowo Subianto, Sudirman Said, mengklaim partai koalisi setuju mendukung Anies sebagai cawapres Prabowo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement