REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menilai masalah penataan Tanah Abang telah dijadikan komoditas politik oleh sebagian elit politik. Namun, hal itu dinilai tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.
"Elit itu kebanyakan menari di gendang yang salah. Gendang yang salahnya apa? Salah satunya adalah gendang Tanah Abang," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (11/5) malam.
Menurut Sandiaga, berdasarkan survei internal yang dilakukan, hanya satu persen warga yang mempermasalahkan penataan di kawasan Tanah Abang. Masalah yang lebih menyita perhatian warga adalah belum tersedianya lapangan kerja.
Kendati demikian, Politikus Partai Gerindra tersebut enggan menyebutkan pihak mana yang membuat survei tersebut. Ia mengatakan tak akan pernah mengumumkannya.
Menurut Sandiaga, penataan kawasan Tanah Abang mengutamakan lapangan kerja. Hal itu telah sesuai dengan keinginan masyarakat. Jika kebijakan itu menghilangkan lahan usaha para pelaku UKM, kebijakan itu tidak tepat.
Sandiaga menambahkan, permasalahan di Tanah Abang harus dilihat secara proporsional. Para elit tak seharusnya mengabaikan keinginan warga Jakarta.
"Jadi ini yang saya ingatkan jangan sampai urusan satu persen mempengaruhi atau yang diinginkan 72 persen oleh warga Jakarta," kata Sandiaga.