Sabtu 10 Mar 2018 00:01 WIB

Disebut Cocok Capres Alternatif, Sultan HB X: Ora Ngerti Aku

Wacana untuk memunculkan Capres alternatif di Pilpres 2019 terus bergulir.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur DIY Sri Sultan HB X
Foto: Republika/Nico Kurnia Jati
Gubernur DIY Sri Sultan HB X

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wacana untuk memunculkan calon presiden (Capres) alternatif di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 terus bergulir. Beberapa nama disebut-sebut berpeluang menjadi Capres dan Cawapres alternatif.

Salah satunya adalah Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X. Namun, Sultan HB X enggan berkomentar saat dimintai tanggapan terkait hal tersebut.

"Ora ngerti aku (tidak tahu saya).Saya tidak punya tanggapan apapun. Saya enggak tahu kok," kata Sultan di Kepatihan Yogyakarta,Jumat (9/3).

Lebih lanjut, Sultan HB X mengatakan sampai sekarang tidak ada yang menghubunginya tentang wacana dicalonkannya dia menjadi Presiden. "Biarin saja, wong menghubungi aku yo ora (tidak ada)," kata Raja Keraton Yogyakarta ini.

Sementara,  Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menuturkan potensi kehadiran calon presiden (capres) alternatif tergolong besar. Sebab saat ini banyak tokoh nasional yang mulai bermunculan menampilkan diri sekaligus menunjukkan keinginan menjadi capres alternatif.

"Sekarang sebenarnya banyak sekali calon-calon pemimpin baru yang mungkin dua-tiga bulan lalu tidak terlihat sekarang itu mulai muncul di berbagai survei-survei Pilpres 2019 mendatang, nah calon ini muncul berarti potensi Capres alternatif itu ada," katanya kepada Republika.co.id, Jumat (9/3).

 

(Baca juga: Munculnya Capres Alternatif Tergantung Elite Parpol)

Persoalannya sekarang yakni pada proses politik. Tokoh-tokoh yang ingin menjadi Capres ini perlu memperoleh tiket dari Parpol-Parpol untuk melenggang ke kontestasi Pilpres 2019. Namun, proses pemerolehan tiket Parpol itu bersifat elitis dan tertutup.

"Sepenuhnya ada di dalam elite. Masalahnya sekarang tinggal menggantungkan harapan kita dari pimpinan-pimpinan partai, apakah mereka membuka jalan kepada calon-calon pemimpin baru yang bermunculan atau punya hitungan pragmatis yang kita tidak tahu," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement