REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nama-nama baru alternatif calon presiden (capres) penantang Joko Widodo mulai bermunculan. Salah satunya adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB), Muhammad Zainul Majdi.
Memang sampai saat ini elektabilitasnya belum diperhitungkan, namun TGB diprediksikan bakal menjadi lawan berat Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Hal itu disampaikan oleh Pengamat politik sekaligus Analisis Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio.
Menurutnya, belum diperhitungkan elektabilitas TGB dalam bursa Capres maupun calon wakil presiden (cawapres), karena sosoknya yang kalem dan tidak ambisius. "Memang kalau dibandingkan dengan Gatot, elektabilitasnya masih kalah. Tapi kalau dimajukan akan lebih berpeluang lawan berat Joko Widodo dibanding Prabowo yang maju," ungkap Hendri, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (22/2).
Munculnya nama alumni Universitas Al-Azhar, Kairo itu, jelas Hendri, karena umat membutuhkan figur pemimpin. Kemudian mereka yang non-Islam juga mensyaratkan toleransi dari umat Islam. Apalagi TGB terpilih menjadi gubernur selama dua periode serta dianggap berhasil memimpin NTB.
Fakta ini bakal menjadi modal kuat untuk bisa menantang Joko Widodo dan juga capres atau cawapres lainnya. "Nah figur ini ada di TGB, karena dia sangat toleran. TGB juga berhasil memimpin NTB, dan beliau memiliki pengetahuan Islam yang sangat bagus dan dalam, dia juga hafidz," tutur Hendri.
Memang, kata Hendri, sejauh ini belum ada satu partai politik (Parpol) pun yang secara resmi meminangnya untuk maju pada Pilpres 2019. Namun, bila elektabilitas TGB perlahan mengalami peningkatan, maka dipastikan Parpol akan mendekatinya.
Kemungkinan besar yang paling pertama adalah Partai Demokrat, tapi kalau mereka tetap memaksakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), maka TGB akan lepas. Karena saat ini, elektabilitas TGB lebih bagus dibanding AHY.
"Memang AHY lebih populer tapi dia bukan pemimpin Umat. Sedangkan yang dibutuhkan sekarang adalah pemimpin umat. Apalagi banyak deklarasi-deklarasi yang mencalonkan dia," tutup Hendri.