Ahad 11 Feb 2018 14:20 WIB

Pelaku Penyerangan Gereja di Yogya Kritis

Pelaku ditembak setelah melawan tembakan peringatan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (11/2).
Foto: Antara
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dofiri mengatakan, pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina, Sleman belum bisa ditanya soal motif penyerangan. Pasalnya, pelaku bernama Suliono tersebut masih kritis karena tembakan petugas.

"Motif jangan berspekulasi dulu, dia kritis jadi tidak bisa ditanyai, sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut," kata Dofiri saat dihubungi, Ahad (11/2).

Dofiri mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIB, Ahad (11/2) pagi. Pelaku tiba-tiba masuk melalui pintu gereja. Tiba-tiba pelaku pun melukai jemaat yang sedang misa pagi dengan senjata tajam. "Jemaat yang lain pada lari," ujar Dofiri.

Dofiri mengatakan, terdapat setidaknya empat korban dalam penyerangan itu. Empat korban itu terdiri dari dua jemaat, satu pendeta dan seorang polisi. Saat pelaku melakukan penyerangan dengan parang, polisi datang dan berusaha mengamankan situasi.

"Pelaku masih melawan, diberi tembakan peringatan, pelaku masih melawan akhirnya pelaku ditembak di kaki dan perut, kemudian dibawa ke rumah sakit," jelas Dofiri.

Saat ini polisi masih menunggu pelaku sembuh dari keadaannya yang kritis. Berikutnya, polisi akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada pelaku bila telah siuman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement