REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Barat (NTB) diyakini akan berlangsung seru. Dari empat bakal pasangan calon (paslon) yang akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB, tiga di antaranya pernah memiliki pengalaman baik dalam memenangkan pilkada, meski untuk tingkat kabupaten/kota.
Terdapat nama-nama Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, Bupati Lombok Tengah Suhaili, dan Bupati Lombok Timur Ali Bin Dahlan yang akan meramaikan bursa NTB 1. "Sisi menarik Pilgub NTB tampilnya paslon perseorangan, Ali-Sakti dan pendatang baru paket Zul-Rohmi yang akan bertanding melawan tiga jawara petarung politik yang memiliki rekam jejak memenangkan konstestasi pilkada kabupaten/kota era sebelumnya," ujar Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram Bambang Mei Finarwanto di Mataram, NTB, Jumat (5/1).
Zulkieflimansyah menjadi satu-satunya bakal calon yang belum pernah ikut pilkada di NTB. Pria yang kini menjabat anggota DPR RI akan berpasangan dengan Soto Rohmi Djalilah yang merupakan kakak Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).
Bambang menyampaikan, keseruan Pilgub NTB terlihat dari sejumlah manuver parpol jelang pendaftaran bakal paslon pada Senin (8/1) hingga Rabu (10/1). PDIP NTB yang awalnya mengusung kadernya, Putu Selly Andayani berdampingan dengan Ali Bin Dahlan, justru beralih dengan mendukung paket Ahyar-Mori yang didukung Gerindra.
Manuver lain juga ditampilkan PKB yang sempat mendukung Zul-Rohmi, namun akhirnya beralih ke Suhaili-Amin yang diusung Golkar dan Nasdem. "Paket Ahyar-Mori dan Suhaili-Amin mencerminkan kekuatan politik yang sesungguhnya, karena dukungan afiliasi politik yang berimbang. Selain itu, mereka punya pengalaman yang sama memenangkan pilkada dua kali di wilayahnya," lanjut Bambang.
Bambang menambahkan, konstalasi Pilgub NTB diprediksi akan ada kejutan politik yang tidak terduga. Hal ini terkait masih ada beberapa partai yang belum mengeluarkan surat keputusan dukungan untuk para paslon. "Tidak tertutup kemungkinan partai yang semula mendukung calon tertentu bisa berubah haluan karena ada perubahan sikap politik DPP partai tersebut," ungkap Bambang.
Sementara itu, Sekretaris M16 Lalu Athari Fathullah mengatakan paket Zul-Rohmi yang diusung Demokrat dan PKS merupakan wajah baru dan belum memiliki pengalaman dalam pilkada sebelumnya, seperti tiga kompetitornya. "Sebagai pendatang baru di pentas Pilgub NTB, wajar jika Zul-Rohmi diprediksi sulit memenangkan Pilgub ini," ucap Athari.
Namun begitu, Athari menilai, paket Zul-Rohmi tidak boleh dipandang sebelah mata karena memiliki kekuatan dan pesona dengan latar belakang dukungan politik yang kuat, baik dari Demokrat, PKS dan jamaah Nadhlatul Wathan (NW). "Itulah modal suara Zul-Rohmi yang riil dan kongkrit dalam memenangi Pilgub NTB, selain indikator hasil survei yang tren elektabilitas Zul-Rohmi meningkat secara signifikan," lanjut Athari.
Athari melanjutkan, posisi Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), yang merupakan adik kandung dari, Sitti Rohmi Djalilah tentu tidak bisa dianggap enteng dan diyakini akan bahu-membahu memenangkan Zul-Rohmi. "TGB pasti memiliki kalkulasi politik yang cerdas mengatasi para jawara petarung politik itu," lanjut Athar .