Kamis 28 Dec 2017 16:52 WIB

Buku Balita Diduga Berisi Konten LGBT Punya Dampak Buruk

Rep: Fergi Nadira/ Red: Bilal Ramadhan
Tolak LGBT/Ilustrasi
Tolak LGBT/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner KPAI bidang traficking dan eksploitasi anak Ai Maryati Sholihah mengatakan, buku balita berkonten lesbi, gay, biseksual dan transgender (LGBT) berdampak buruk bagi mindset anak. Terlebih lagi jika orang tua belum bisa menjelaskan pengertian-pengertian itu.

"Pertama yang harus difokuskan adalah konten kampanye LGBT di dalam buku itu. Ini memberikan arah pandangan anak, oh ternyata boleh perempuan dengan perempuan menikah. Jadi ini prinsip KPAI untuk mengusut penerbit supaya direvisi buku itu," ujar Ai dalam konferensi media di KPAI, Kamis (28/12).

Sebelumnya KPAI menerima laporan buku ajar berjudul "Balita Langsung Lancar Membaca" dengan metode bermain sambil Belajar (BSB) berisi konten yang berani mengampanyekan LGBT. Penulis buku adalah Intan Noviana dengan penerbitnya Pustaka Widyatama.

Huruf-huruf vokal pada konten di dalam buku tersebut berdampak secara sosilogis pada anak. Undang-Undang Nomer 35 tahun 2014 tentang perilaku sosial menyimpang berkaitan dengan hal ini.

"LGBT termasuk perlaku sosial menyimpang, semua agama menolak adanya LGBT. Dari kecil jika sudah ditanamkan maka akan menginternalisasi dan akan berdampak pada perilaku anak kemudian," ujar KomisionerKPAI Bidang Napza, Pornografi dan Cyber Crime, Margaret Aliyatul Maimunah.

Usia 0 sampai 8 tahun termasuk usia golden age, di mana dalam pondasi anak usia dini, penanaman nilai ada di usia itu. Oleh karena itu anak bisa dapat menyerap apapun dan dijadikan kebenaran dalam hidupnya.

"Anak akan merekam menganggap ada waria suka wanita(konten dalam buku balita penerbit Pustaka Widyatama) itu sebagai kebenaran. Ini sangat bahaya," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement