REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sedang fokus dalam pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi korban kebakaran Kampung Gudang, Bogor Tengah, yang terjadi pada Senin (25/12). Saat ini, pakaian dalam dan seragam sekolah masih menjadi unit yang dibutuhkan pengungsi.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor Azrin Syamsudin mengatakan, barang bantuan lain sudah pada masuk dari berbagai sumber. "Tinggal seragam itu, karena ada korban anak SD, SMP dan SMA," ujarnya ketika ditemui Republika.co.id di pengungsian, Selasa (26/12).
Dari data yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, tercatat korban usia SD mencapai 20 anak, sementara di tingkat SMP adalah 16 orang. Siswa SMA mencapai tiga anak dan usia balita sekira 20 orang.
Azrin mengatakan, anak-anak akan diberikan penanganan khusus, terutama bagi mereka yang mengalami trauma. "Pendampingannya dari dinsos atau relawan lain yang memang fokus pada penanganan ini," katanya.
Kepala Bidang (Kabid) Pemenuhan Anak pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Bogor Sri Agustini, mengatakan, kini pihaknya tengah menginventarisasi kebutuhan anak dan perempuan di pengungsian.
Sri mengatakan, sejauh ini korban anak dan perempuan masih difokuskan untuk mendapat bantuan barang. "Sementara untuk secara psikologis belum ada, tapi akan kami kerahkan ke pihak terkait," ucapnya.
Menurut Nining (32 tahun), salah satu korban kebakaran, kebutuhan untuk anak-anak kini sudah terpenuhi. Anak semata wayangnya, Fikri (6 bulan) sudah mendapat bantuan berupa baju, perlengkapan mandi, dan perlengkapan tidur.
Hanya, Nining menyebutkan, kebutuhan paling mendesak saat ini adalah baju untuk ibu menyusui. "Karena kami kan bajunya agak berbeda, yang memudahkan kami untuk memberi ASI. Kebanyakan bantuan hanya baju umum," ujar perempuan yang sedari lahir sudah tinggal di Kampung Gudang tersebut.
Pakaian dalam juga disebut Nining sebagai kebutuhan mendesak. Saat ini, ibu dari satu anak tersebut masih memakai dalaman yang dikenakan sejak kemarin. Sebab, ia tidak sempat membawa pakaian saat kebakaran terjadi.
Tidak sekadar bantuan, Nining berharap agar Pemkot Bogor juga menyediakan fasilitas pasca-pengungsian, terutama untuk rumah. Sebab, ibunya yang kini sudah menginjak usia 71 tahun, Nurhayati, enggan untuk pindah dari rumah terdahulu.