Ahad 26 Nov 2017 12:36 WIB

Hujan Abu Landa Karangasem, BPBD Bali Bagikan Masker

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Agus Yulianto
Relawan membagikan masker kepada pengendara di Pasar Desa Menanga yaitu kawasan rawan bencana Gunung Agung, Karangasem, Bali.
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Relawan membagikan masker kepada pengendara di Pasar Desa Menanga yaitu kawasan rawan bencana Gunung Agung, Karangasem, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali membagikan ribuan masker untuk masyarakat di wilayah terdampak erupsi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem. Gunung suci umat Hindu Bali itu mengalami erupsi beruntun sejak Sabtu (25/11) hingga hari ini.

"Kami bagikan beberapa jenis masker bekerja sama juga dengan PMI," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Bali, Dewa Made Indra kepada awak media, Ahad (26/11).

Masker-masker tersebut dibagikan di sejumlah kecamatan di Karangasem, seperti Rendang, Selat, Karangasem, bebandem, Manggis, dan Kubu. Made Indra mengatakan kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker setiap keluar rumah di tengah erupsi seperti saat ini perlu dibangun.

Masyarakat yang dimaksud terutama mereka yang berada di wilayah terdampak abu vulkanik. Abu vulkanik berbahaya bagi kesehatan, terutama mengancam paru-paru, yaitu infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Koordinator Sektor Operasi Posko PMI Dedy Rimbawan mengatakan, PMI akhir pekan ini membagikan lebih dari lima ribu masker. Sebanyak empat ribu masker didistribusikan ke masyarakat di Desa Pidpid dan Wana Kerti, sementara seribu masker sisanya untuk masyarakat di empat dusun di Desa Amerta Bhuana.

"Kami distribusikan maskernya dari rumah ke rumah, sekaligus mengedukasi masyarakt untuk penggunaan dan pemanfaatannya," kata Dedy.

Sebelumnya, saat erupsi pertama terjadi, PMI Bali sudah mendistribusikan kurang lebih 2.700 masker dibantu 40 sukarelawan. PMI, kata Dedy, juga membuka posko khusus di Tanah Ampo bekerja sama dengan lembaga lintas sektoral.

Kegiatan yang dilakukan mulai dari penguatan shelter penampungan dan pengungsian, pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, dukungan psikososial untuk pengungsi anak-anak dan dewasa, serta distribusi bantuan peralatan kebersihan juga paket bayi.

Status Gunung Agung sampai saat ini masih di level tiga atau siaga. Meski demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan pemantauan dan analisis aktivitas vulkanik.

PVMBG tetap merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di dalam radius enam hingga 7,5 kilometer (km) ke utara-timur laut, tenggara, dan selatan-barat daya Gunung Agung. Masyarakat sekitar Gunung Agung telah menerima sosialisasi terkait kondisi kekinian gunung berapi tersebut. Mereka diimbau tetap tenang, tidak panik, dan tidak terpancing isu menyesatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement