REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kembali erupsinya Gunung Agung, Bali pada Jumat (24/5) malam. Suara gemuruh dan lontaran lava pijar menjadi penanda kuatnya erupsi kali ini.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pos pengamatan Gunung Agung mencatat erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sekitar 4 menit 30 detik. "Erupsi disertai suara gemuruh sedang hingga kuat yang terdengar di pos pengamatan. Erupsi juga disertai lontaran batu/lava pijar sejauh 2,5 km hingga 3 km ke segala arah. Tinggi kolom erupsi tidak teramati. Sebaran abu vulkanik dan pasir mengarah ke Selatan," katanya dalam keterangan resmi.
BNPB memperoleh informasi hujan abu dan pasir terjadi di beberapa tempat. Pertama, laporan BPBD Karangasem menyebut hujan dan pasir turun di 9 desa. Kedua, BPBD Bangli melaporkan hujan abu turun dengan intesitas tebal di 3 kecamatan.
Dengan kondisi itu, status Gunung Agung tetap Siaga (level III). Direkomendasikan masyarakat/pendaki dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari puncak.
Erupsi pada malam ini bukan yang pertama kali, namun sudah beberapa kali. Tiga erupsi Gunung Agung terakhir tercatat pada 12/5, 18/5 dan 24/5 atau hampir setiap enam hari sekali dengan karakter yang hampir sama.
"PVMBG terus memantau dengan intensif perkembangan aktivitas vulkanik. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan ikuti semua rekomendasi PVMBG. Belum perlu ada pengungsian karena permukiman masih berada di zona aman," ucapnya.