REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis status Gunung Agung, Bali yang masih di level III atau siaga hingga Senin (22/4) pagi dan kegempaan masih nihil.
"Tingkat aktivitas Gunung Agung masih level III atau siaga," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, saat dihubungi Republika.co.id, Senin.
Dia mengatakan, kegempaan di gunung tersebut hingga pagi ini juga nihil. Kendati demikian, BNPB meminta masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pengunjung agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area radius 4 kilometer (km) dari kawah puncak Gunung Agung.
Dia menambahkan, zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.
Tak hanya itu, kata Sutopo, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Sebelumnya, Gunung Agung di Kabupaten Karangasen Provinsi Bali kembali erupsi pada Ahad (21/4) pukul 18.56 WITA. Erupsi ini lebih besar dibandingkan erupsi di hari yang sama pukul 03.21 WITA dengan tinggi kolom abu vulkanik mencapai 2.000 meter.
Diperkirakan hujan abu akan jatuh di sekitar Gunung Agung, khususnya di wilayah selatan hingga baratdaya sesuai citra satelit Himawari. Erupsi disertai lontaran batu pijar di sekitar puncak Gunung Agung.
Lontaran material letusan berupa abu vulkanik dan pasir mencapai 2.500-3.000 meter dari puncak ke segala arah. Suara letusan terdengar hingga Bangli dan Klungkung. "Tetapi tidak ada korban jiwa. Status masih tetap siaga," katanya. N Rr Laeny Sulistyawati