Kamis 04 Apr 2019 09:28 WIB

Kembali Erupsi, Gunung Agung Berstatus Siaga

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Gunung Agung mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Desa Tulamben, Karangasem, Bali, Jumat (22/2/2019).
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Gunung Agung mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Desa Tulamben, Karangasem, Bali, Jumat (22/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengkonfirmasi Gunung Agung, Bali yang kembali erupsi, pada Kamis (4/4). Merespons hal tersebut, status Gunung Agung kini siaga level III.

"Telah terjadi erupsi Gunung Agung, Bali pada tanggal 4 April 2019 pukul 01.31 Wita dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak (sekitar 5.142 meter di atas permukaan laut)," ujar Kepala PVMBG Kasbani seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis.

Baca Juga

Ia menambahkan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 milimeter (mm) dan durasi sekitar 3 menit 37 detik. Kemudian gemuruh erupsi terdengar sampai Pos Rendang.

"Karena itu saat ini Gunung Agung berada pada Status level III (siaga)," katanya.

Kasbani menyebut ada beberapa rekomendasi. Pertama masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki atau pengunjung atau wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya. Yakni di seluruh area di dalam radius empat kilometer dari Kawah Puncak Gunung Agung. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.

Kedua masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder. Berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Ia menyebut area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement