Senin 21 Jan 2019 17:02 WIB

Kondisi Berkabut, Erupsi Gunung Agung tak Teramati

PVMBG Bali melaporkan terjadi erupsi Gunung Agung pada pukul 17.00 WITA

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Warga mengamati asap yang mengepul dari kawah Gunung Agung di Pos Pemantauan Gunungapi Agung, Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (3/7).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warga mengamati asap yang mengepul dari kawah Gunung Agung di Pos Pemantauan Gunungapi Agung, Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali melaporkan terjadi erupsi pukul 17.00 WITA pada Senin (21/1). Namun, tinggi kolom abu tidak teramati karena kondisi di sekitar Gunung Agung yang berkabut.

Berdasarkan informasi Badan Geologi Kementerian ESDM yang dikutip Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 17 detik. “Visual puncak gunung tertutup kabut,” kata Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/1).

Saat ini, Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga). Karena itu, dia mengingatkan rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Agung, yakni, pertama masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung atau wisatawan tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya.

Zona ini yaitu di seluruh area di dalam radius empat kilometer dari kawah puncak. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi. Zona ini dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan paling aktual/terbaru.

Kedua, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan. Lahar hujan tersebut dapat terjadi, terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landasan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement