REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo berpendapat, kekotoran politik yang muncul dalam pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) sering menimbulkan banyak gesekan. Menurutnya, hanya lewat kebudayaan, kekotoran itu bisa dijernihkan dengan damai dan berakhir hingga menjadi guyub dan rukun.
"Karena budaya adalah bagian yang bisa menjernihkan seseorang sehingga guyub rukun, yang lebih penting dari pada sebuah kemenangan, apalagi kekalahan," kata pria yang akrab disapa Pakde Karwo di Surabaya, Kamis (19/10).
Pakde Karwo melanjutkan, kebudayaan yang sejuk dan damai sudah dicontohkan oleh para Walisongo. Dimana, penyebaran agama Islam di Nusantara memberikan solusi kecerdasan yang sangat kuat dalam menyikapi sebuah kesulitan.
Seperti halnya Mahabarata dan Ramayana. Bagaimana mengupas secara baik yang kemudian orang seperti berhala diubah menjadi seperti wayang yang tangannya lebih panjang dari tangan orang. Sehingga konsep berhala menjadi seni, ujar Pakde Karwo.
Pakde Karwo memgingatkan, kerukunan dan keguyuban masyarakat lebih penting dari pada sebuah kekalahan maupun kemenangan dalam sebuah Pemilukada. Oleh sebab itu, orang nomor satu di Jatim itu menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang ikut bagian dalam membangun sebuah keharmonisan.
"Ini memberikan semacam tuntunan terhadap kita soal modernisasi itu bukan seperti kebarat-baratan, modernisasi bagian dari sopan santun, etik dan warna yaitu harus menampung semuanya," katanya.