REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Presiden M. Jusuf Kalla mengajak seluruh masyarakat untuk ikut mengelola dan menyelesaikan persoalan sampah.
"Karena sampah hasil dari masyarakat, maka masyarakat harus juga ikut menyelesaikannya. Minimal ikut mengurangi atau mengolahnya," kata Wapres M. Jusuf Kalla pada peringatan Hari Peduli Sampah di Pantai Kenjeran Surabaya, Jatim, Selasa (28/2).
Dalam kesempatan itu, juga dihadiri Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menkop Puspa Yoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Yambesi, Gubernur Jatim Sukarwo, serta Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini. Lebih lanjut Wapres menjelaskan bahwa tidak mungkin untuk menghilangkan sampah. Yang paling mungkin hanyalah mengurangi atau mengolahnya agar bermanfaat.
"Sampah bisa kita lihat sebagai kawan atau lawan. Bermanfaat atau berbahaya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wapres juga meminta pemda-pemda bisa mewajibkan para pedagang kaki lima dan masyarakat membersihkan lingkungan dari sampah dalam radius 10-20 meter di sekitar lapak atau rumahnya. Dengan demikian, lingkungan akan bersih.
"Tidak bisa pengelolaan sampah hanya dibebankan kepada pemda. Masyarakat juga punya tanggung jawab," kata Wapres.
Ia menjelaskan bahwa peringatan Hari Peduli Sampah justru diilhami oleh terjadinya bencana longsornya sampah di TPA Leuwi Gajah yang menelan korban 157 orang.
Menurut Wapres, musibah itu karena salah dalam pengelolaan sampah. Oleh karena peristiwa tersebut, katanya, maka mulai diubah pola pengelolaan sampah.
"Dan peringatan Hari Peduli Sampah ini sebagai pengingat agar musibah seperti itu tidak terulang lagi," katanya.