Selasa 31 Jan 2017 18:18 WIB

Koleksi Museum Islam Jakarta Fokus pada Peradaban Islam di Betawi

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Bayu Hermawan
Museum Islam (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Museum Islam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pembangunan Museum Islam Jakarta yang digagas oleh Jakarta Islamic Center (JIC) dinilai dapat memberi warna baru terhadap proses edukasi dan budaya literasi masyarakat tentang sejarah peradaban Islam di Ibu Kota. Kehadiran tempat wisata itu nantinya juga diharapkan bakal menambah kekayaan khasanah keislaman di Jakarta.

"Dengan adanya museum ini, masyarakat diharapkan bisa memahami seperti apa perjalanan sejarah peradaban Islam di Jakarta, baik itu dilihat dari interaksi sosial, keberagaman, hingga perkembangan pemikiran intelektualnya," tutur salah satu akademikus yang terlibat dalam perencanaan Museum Islam Jakarta, Oman Fathurahman kepada Republika.co.id, Selasa (31/1).

Dia mengatakan, jika pembangunan Museum Islam Jakarta telah rampung, di sana nanti akan ditampilkan berbagai produk kebudayaan Islam yang pernah hadir di tanah Betawi. Produk-produk kebudayaan tersebut bukan hanya berupa manuskrip kuno semata, tetapi juga semua material atau artefak yang dihasilkan oleh masyarakat Muslim Jakarta di masaa lalu.

Pakar filologi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu menuturkan, museum-museum lain di Jakarta sebenarnya sudah ada yang menampilkan beberapa produk kebudayaan Islam di Tanah Air. Salah satunya seperti yang terdapat di Museum Nasional Jakarta.

Selain itu, Museum Peradaban Islam Nusantara yang saat ini tengah direncanakan dibangun oleh Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), dipastikan juga bakal memamerkan koleksi benda serupa ke depannya.  Oleh karena itu, kata Oman, Museum Islam Jakarta nanti harus fokus hanya menampilkan produk-produk kebudayaan yang berhubungan dengan Islam Betawi.

"Mengingat ruang yang terbatas, benda-benda koleksi yang ditampilkan di Museum Islam Jakarta nanti tentunya dipilih dari material yang dinilai paling mewakili kebudayaan Islam Betawi saja. Benda yang dipajang nanti betul-betul material yang paling mungkin dihadirkan dalam bentuk aslinya saja," ujarnya.

Dia menjelaskan, saat ini tim yang terlibat dalam rencana pembangunan Museum Islam Jakarta masih berusaha keras mengumpulkan manuskrip-manuskrip tua yang berhubungan dengan khasanah Islam Betawi. Dia pun menginginkan kehadiran museum itu nantinya mampu menampilkan wajah peradaban Islam yang sudah lama mengakar di Nusantara, terutama Betawi.

"Jika dukungan politik dan finansial tetap kuat seperti sekarang, saya kira tidak sulit untuk menghadirkan manuskrip-manuskrip kuno terkait Islam Betawi di museum ini. Masyarakat juga pasti mendukung, karena ini untuk kepentingan bersama juga," kata Oman.

Sejumlah pimpinan Jakarta Islamic Center (JIC) sebelumnya mengungkapkan rencana mereka mendirikan Museum Islam Jakarta sebagai simbol peradaban Islam di Ibu Kota. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, lembaga pusat keislaman yang berkantor di kawasan Koja, Jakarta Utara, itu mengaku telah menjalin kerja sama dengan Islamic Art Museum Louvre Prancis.

Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam JIC, KH Shodri menuturkan, museum yang dibangun lembaganya nanti bakal menyajikan berbagai konten informasi seputar gambaran perkembangan peradaban Islam di Jakarta. Kehadiran museum itu diharapkan juga dapat menjadi gambaran kemajuan Islam di Indonesia.

Bangunan untuk Museum Islam Jakarta sendiri saat ini sudah tersedia. Lokasi bangunan itu berada di atas lahan JIC yang luasnya mencapai 11,3 hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement