Selasa 06 Dec 2016 22:22 WIB

Polda Metro Telusuri Pendanaan Pertemuan Percobaan Makar

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan (tengah) bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksamana (kiri) dan Kepala Bidang Hukum Polda Metro Jaya Agus Rahmat (kanan) memberikan pernyataan kepada awak media saat konferensi pers yang digelar di Polda Metro Ja
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan (tengah) bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksamana (kiri) dan Kepala Bidang Hukum Polda Metro Jaya Agus Rahmat (kanan) memberikan pernyataan kepada awak media saat konferensi pers yang digelar di Polda Metro Ja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polda Metro Jaya masih menelusuri pihak yang mendanai pertemuan tersangka dugaan tindak pidana percobaan makar atau pemufakatan jahat. Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan pihak bank untuk menelusuri rekening-rekening orang-orang yang dicurigai mendanai rapat membahas rencana makar.

"Jadi sedang kami dalami . Nanti pada waktunya akan disampaikan termasuk apakah ada tersangka lain," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan di Jakarta Selasa.

Terkait aliran dana itu, Irjen Iriawan menyatakan polisi akan berkoordinasi dengan bank guna membuka rekening orang yang dicurigai mendanai pertemuan rencana makar. Iriawan juga berjanji membidik orang di balik dugaan permufakatan jahat tersebut akan dilakukan pemeriksaan intensif.

"Karena pasti akan mengerucut menjadi satu orang," ujar mantan Kapolda Jawa Barat itu.

Diungkapkan Iriawan, pihaknya mengetahui ada pembicaraan mengenai perencanaan dan akan muncul gerakan pengerahan massa dugaan makar dari hasil pertemuan tersebut. Iriawan menuturkan pertemuan tersebut dilakukan beberapa kali dan sejumlah tempat berbeda termasuk di kediaman Rachmawati Soekarnoputri.

Polisi jenderal bintang dua itu menegaskan Rachmawati Soekarnoputri dan tujuh tersangka lainnya itu merencanakan menggulingkan pemerintah yang sah melalui DPRI. "Kita tidak mungkin ceroboh mengambil orang tanpa bukti permulaan yang cukup," tutur Iriawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement