Senin 24 Apr 2017 17:32 WIB

Salim Said: Spekulatif, Jangan Percaya Analisa Allan Nairn

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Jurnalis Allan Nairn
Foto: veteranstoday.com
Jurnalis Allan Nairn

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Pertahanan Indonesia Salim Said menyatakan laporan investigasi Allan Nairn mengenai keterlibatan militer dalam upaya makar di Indonesia spekulatif sehingga tidak perlu digubris.

Salim tidak mempercayai laporan jurnalistik yang telah dibuat Allan tentang upaya makar di Indonesia melalui aksi 212 dan sejumlah aksi bela Islam berikutnya. Laporan ini pertama kali dimuat di The Intercept, kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh portal online Tirto.id.

"Saya tidak percaya terhadap analisanya Allan Nairn, sangat spekulatif. Jadi enggak usah terlalu diperhatikanlah," ujar dia usai menghadiri diskusi 'Politik dan Budaya Korupsi' di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/4).

Salim menegaskan, militer Indonesia sudah menjalankan Undang-Undang TNI yang memberikan kekuatan kepada sipil dalam rangka melakukan supremasi sipil. Tentara, menurut pasal 10 Undang-Undang Dasar 1945, tunduk kepada presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, baik itu angkatan darat, laut dan udara.

"Enggak ada itu cerita-cerita kudeta, konspirasi dan sebagainya. Jangan percaya cerita Allan, dia enggak mengerti Indonesia," ungkap guru besar ilmu politik di Universitas Pertahanan Indonesia ini.

Sebelumnya, portal online Tirto memuat laporan jurnalistik Allan Nairn, seorang jurnalis dari Amerika Serikat, tentang pihak-pihak yang berada di balik aksi 212 dan aksi bela Islam berikutnya sebagai wujud protes terhadap terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga menistakan agama melalui perkataannya.

Laporan Allan itu menyebutkan aksi bela Islam tersebut hanya alat bagi beberapa pihak untuk melakukan aksi makar terhadap pemerintahan saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement