Rabu 12 Oct 2016 16:24 WIB

Ini Pernyataan Kontroversial Nusron Wahid yang Mengkritik Keputusan MUI

Nusron Wahid
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Nusron Wahid

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dalam acara di sebuah stasiun televisi semalam, pendukung Gubernur pejawat DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Nusron Wahid mengkritik keputusan MUI terhadap Ahok soal surat Al-Maidah.

Salah satu yang dikritik ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar itu adalah ihwal tabayun MUI terhadap Ahok. Menurut Nusron, Ahok telah menjelaskan maksud pidatonya di Kepulauan Seribu. 

Kritikan Nusron dan gaya bicaranya di depan ulama MUI memicu perbincangan hangat di lini masa. Ustaz Yusuf Mansyur bahkan mendoakan agar Nusron tidak bersikap arogan dan menghargai ulama.

 

Berikut pernyataan lengkap Nusron yang mengkritik keputusan MUI;

Bapak ibu sekalian yang kami hormati. Umat islam memang biasa ramai. Ramainya umat islam itu selalu diramaikan dua hal. Kalau tidak salah paham, pahamnya salah. Selalu itu aja.

Saya ingin menegaskan di sini yang namanya teks apapun itu bebas tafsir, bebas makna. Yang namanya Alquran yang paling sah untuk menafsirkan yang paling tahu Alquran adalah Allah SWT dan Rasul, bukan Majelis Ulama Indonesia, bukan Ahmad Dhani, bukan Daniel Simanjuntak, saya atauapun Hamka Hak.

"Alhaqqu Mirobik" kebenaran itu datangnya dari Allah SWT. Itu adalah ilmu tafsir. Yang paling tahu tentang teks adalah orang yang membuat teks itu sendiri. Dalam ilmu sastra, mas Fadli senior saya di UI ada namanya proses kreatif, yang paling tahu makna puisinya Taufik Ismail, ya Taufik Ismail. Bukan kita menerjemahkan seakan-akan.

Baca juga, Yusuf Mansur Doakan Nusron Wahid tak Arogan.

Karena itu Kyai-Kyai saya guru-guru saya ulama saya dulu ketika memaknai Alquran saya ngaji tidak pernah mengklaim dirinya paling benar. Selalu ditutup dengan satu kalimat "Wallahu a'lamu bimurodihi". Bahwa Allah lah sesungguhnya yang paling tahu tentang maknanya bukan orang lain. karena itu kalau menjadi ulama, menjadi Kyai mengutip Alquran jangan hanya mengutip dengan surat Alquran yang terjemahan.

"Barang siapa yang belajar Alquran tanpa guru, gurunya syaitan." Multiiinterpetasi. Yang paling tahu apa yang disampaikan si Bu Yani ya si bu Yani. Guntur bebas menafsirkan, karena itu perlu tabayun malam ini dia menjelaskan, maksud saya gak seperti itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement