REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir mengatakan kementriannya sedang mengembangkan penelitain terkait penanganan virus Zika. Penelitian tersebut bekerjasama dengan pemerintah Prancis.
Menurut Nasir, penelitian tersebut kini sedang dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekular Eijkman. "Penelitian baru tahap awal. Tujuannya memang meneliti lebih jauh virus ini dan bagaimana penanganannya," ujar Nasir di Jakarta, Selasa (6/9).
Selain lembaga tersebut, ada satu penelitian lain terkait demam berdarah yang kini sedang dilakukan oleh tim Universitas Gadjah Mada (UGM). Nasir mengungkapkan, penelitian ini nantinya juga dapat didorong untuk pengembangan referensi bagi penanganan penularan virus Zika. Adapun kerja sama pemerintah Prancis dan Indonesia dilakukan dalam bentuk pendanaan.
"Pemerintah Prancis menyumbang dana untuk riset di Indonesia melalui Kemenristekdikti. Riset yang didanai bersama antara Indonesia dengan Prancis tidak hanya soal zika, tetapi ada juga riset terkait pangan dan material," kata Nasir.
Akhir Agustus lalu, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyebut sudah ada sejumlah warga Indonesia yang teridentifikasi terjangkit virus zika. Satu orang teridentifikasi merupakan seorang anak dari suku Anak Dalam di Jambi. Satu orang lain adalah turis yang pulang berwisata dari luar negeri.
Menurut Nila, virus zika di suku Anak Dalam ditemukan oleh peneliti yang sedang melakulan observasi terhadap demam berdarah. Dari hasil penelitian ternyata juga ditemukan demam yang disebabkan oleh virus zika.
Adapun turis yang positif zika teridentifikasi oleh petugas kesehatan di bandara. Wisatawan dari luar negeri yang pulang dalam keadaan demam langsung mendapatkan pemeriksaan kesehatan untuk diketahui penyebabnya.