REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro akan perkuat kolaborasi riset antara Indonesia dan Belanda mulai tahun depan. Kerja sama riset antara kedua negara telah berlangsung hampir dua dasawarsa.
Kerja sama kembali diperkuat dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Indonesia dan Belanda di bidang Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan pada tanggal 22 April 2016 di Den Haag. Terdapat lima belas bidang kerja sama yang disepakati., antara lain pangan dan pertanian, energi, pengelolaan air dan sanitasi, transportasi, logistic dan infrastruktur, maritime, dan sebagainya.
Bambang memastikan, akan ada topik riset yang akan dikerjakan oleh Indonesia dan Belanda. Pada Juni tahun depan ada semacam kolaborasi antara institusi Belanda dan Indonesia yang fokus pada riset.
"Kami ingin mendorong adanya research collaboration antara Indonesia dan Belanda," kata dia, belum lama ini.
Ia menambahkan, kolaborasi riset antarkedua negara akan melibatkan perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang ingin terlibat dalam kolaborasi itu. Pemerintah mendorong mahasiswa dan peneliti untuk menguatkan riset dan inovasi, untuk melahirkan startup sebagai bagian dari upaya menciptakan enterpreunership.
"Kenapa ini penting? Karena ke depan profesi yang sifatnya rutin atau mekanistik akan digantikan oleh mesin atau komputer. Maka kita harus memiliki sesuatu yang berbeda, yakni kreativitas dan insting atau naluri," ujar dia.