REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi penolakan warga atas kunjungan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (23/6), berakhir ricuh. Akibatnya bentrokan antara aparat dan warga pun tak terhindarkan.
Salah satu saksi mata, Haji Oddie mengatakan, insiden tersebut menyebabkan seorang peserta demonstran mengalami luka-luka akibat dipukul polisi.
"Korban pemukulan aparat itu bernama Sulaimansyah alias Herman, warga dari Kampung Luar Batang," ujar Oddie kepada Republika.co.id, Kamis (23/6).
Ia menjelaskan korban mengalami luka cukup parah di bagian bibir dan dagunya. Saat ini, pria yang berprofesi sebagai guru mengaji itu telah dilarikan ke Rumah Sakit Atma Jaya, Penjaringan, untuk mendapatkan perawatan.
Saksi mata lainnya, Iqbal Ghizem mengungkapkan, saat kericuhan terjadi, Herman sebenarnya sedang berusaha meredam emosi para demonstran.
"Bang Herman lagi negosiasi meminta warga dan aparat sama-sama mundur. Tapi celakanya dia malah jadi sasaran," katanya.
Ia menambahkan, di Kampung Luar Batang, nama Herman sendiri cukup dikenal warga. Sebab, pria itu dulu pernah menjabat Sekretaris Masjid Jami Keramat Luar Batang selama beberapa tahun.
Kedatangan Ahok untuk meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Penjaringan Indah di Jalan Wacung RW 16, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (23/6) sore, mendapat penolakan dari ratusan warga.
Penolakan tersebut sebagai buntut kekecewaan mereka yang merasa dizalimi oleh berbagai kebijakan Ahok yang sewenang-wenang.