Senin 26 Dec 2016 17:28 WIB

JJ Rizal: Dulu Ahok Menggusur Cagar Budaya, Sekarang Pemugaran

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
Warga Kampung Luar Batang korban penggusuran bertahan dibawah terpal di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (19/4).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga Kampung Luar Batang korban penggusuran bertahan dibawah terpal di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (19/4). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah melakukan penggusuran, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini akan melakukan pemugaran Gedung Cagar Budaya Pasar Ikan di Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Karena itu, Sejarawan JJ Rizal merasa aneh dengan sikap Pemprov terkait pemugaran yang akan dilakukan pada 2017 itu.

"Saya merasa aneh dengan sikap Pemprov DKI Jakarta, sekarang bicara pemugaran bangunan bersejarah di kawasan Pasar Ikan, tetapi kemarin saat penggusuran kawasan itu ada bangunan bersejarah yang penting berkait dengan sejarah VOC, main gusur saja," ujar Rizal saat dihubungi Republika.co.id, Senin (26/12).

Rizal mengatakan, saat melakukan penggusuran tersebut Pemprov DKI tidak peduli terhadap situs bersejarah tembok Bastion Zeeburg yang mengalami kerusakan. "Tidak peduli Bastion Zeeburg itu merupakan bagian awal kota benteng Batavia yang dilindungi UU Bangunan Sejarah dan Cagar Budaya No 11 Tahun 2010. Digusur sampai rata tidak ada penyesalan, atau permohonan maaf," ucapnya.

Menurut Rizal, saat penggusuran, Gubernur Nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah menunjukkan keangkuhannya dengan melanggar undang-undang yang telah ada. Bahkan, dengan mudahnya mengatakan akan dibangun ulang yang lebih bagus.

"Gubernur Ahok dengan keangkuhan buta sejarah bahwa kawasan yang digusur adalah kawasan situs sejarah yang kaya, akibatnya Bastion bersejarah itu yang ironisnya sisa dari Bastion yang sudah dirobohkan sebelumnya di Jalan Pakin untuk pembangunan apartemen mewah dengan seenaknya digusur," jelasnya.

Rizal menambahkan, saat ini sulit untuk berbicara kepedulian terhadap bangunan sejarah di Ibu Kota. Karena, menurut dia, kebijakan saat ini penuh dengan kepalsuan. "Jadi sebenarnya sulit bicara kepedulian terhadap bangunan sejarah dan aset historis Pemrov DKI Jakarta. Penuh kepalsuan. Yang ada bukan kesadaran sejarah, tapi memproyekkan sejarah," kata Rizal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement