Jumat 01 Apr 2016 22:11 WIB

Kemendesa Dorong Ada Insentif untuk Investor di Perbatasan

 Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (Dirjen PDTu) Kementerian Desa PDTT, Suprayoga Hadi
Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (Dirjen PDTu) Kementerian Desa PDTT, Suprayoga Hadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mempercepat pembangunan daerah perbatasan merupakan salah satu program prioritas yang dijalankan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT). Satunya dengan mendorong masuknya investasi ke wilayah perbatasan.

Direktur Jendral Pengembangan Daerah Tertentu (Dirjen PDTu) Kementerian Desa PDTT, Suprayoga Hadi, mengatakan, pihaknya mendorong ada insentif dan kemudahan-kemudahan bagi investor agar mau menanamkan modalnya di perbatasan. Kementerian Desa pun sudah membuat buku potensi-potensi perbatasan yang bisa menjadi panduan bagi investor untuk berinvestasi.

“kita sudah launching buku potensi investasi perbatasan atau border investment submit, sebagai panduan bagi para investor kalau mau bangun perbatasan. Sekarang kita dorong agar ada insentif terhadap investor. Baik berupa kemudahan izin dan insentif lainnya,” ujar Suprayoga dalam diskusi media di kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Jakarta, Jumat (1/4/2016).

Suprayoga menambahkan, pendekatan investasi perbatasan sangat penting karena selama ini perbatasan dibangun hanya dengan dua pendekatan, yakni security aproach(pendekatan keamanan) dan prosperity aproach (pendekatan kesejahteraan). Pemerintah sebelumnya juga belum pernah bicara investment atau pertumbuhan untuk mempercepat pembangunan perbatasan.

“Itulah sebabnya perbatasan selalu tertinggal karena tidak dianggap growth area (pusat pertumbuhan). Perbatasan hanya dianggap daerah tertinggal yang perlu disejahterakan saja. Ini satu kekurangan yang kita lengkapi. Kita launching terobosan,” imbuhnya.

Suprayoga menuturkan, model investment aproach yang digalakkan Kementerian Desa PDTT menjadi sebuah paradigma baru yang disambut baik oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) maupun Badan Pengawasan Kawasan dan Pembangunan (BPKP). Apalagi selama ini belum ada yang mempunyai data komprehensif tentang potensin investasi di perbatasan.

“Dula kita kenal LP3EI, ada koridor-koridor pembangunan ekonomi. Coba lihat apakah ada yang menyentuh perbatasan? Ternyata tidak ada. Koriodor Sumatera, koridor Kalimantan, koridor Sulawesi dan Papua  semua tidak ada yang menyentuh perbatasan. Ini yang kita benahi,” jelasnya.

“Perbatasan selama ini di-ignore dalam konteks koridor ekonomi. Makanya kami menambah paradigma menjadi investment aproach. Sekarang BPKP ikut mendorong dan Menko Perekonomian juga mendukung. Ini isu besar yang sangat visible untuk diekspose. Perbatasan harus kita jadikan growth centre dan  growth area,” imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement