Jumat 26 Feb 2016 16:40 WIB

Kasus Mutilasi Anak, Psikolog: Kepolisian Harus Perhatikan Kesehatan Jiwa Anggota

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Korban mutilasi
Korban mutilasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Foresik Reza Indragiri Amriel menilai skizofrenia  tidak terjadi satu dua hari. Setiap pengidap skizofrenia mengalami berkembangan. "Orang-orang disekitar harusnya bisa melihat tanda-tanda orang yang mengalami skizofrenia," katanya. 

Mengenai kasus Brigadir Petrus Bakus (27), anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat, yang tega membantai lalu memutilasi kedua anak kandungnya dengan sadis, Reza mengatakan seharusnya organisasi kepolisian peduli terhadap kesehatan jiwa personel.

"Sudah berkarir berapa tahun, bisa jadi tanda-tandanya muncul ketika sudah berkarir di kepolisian,"kata Reza saat dihubungi Republika.co.id Jumat (26/2).

Reza mengatakan tanggung jawab yang besar sebagai polisi juga menjadi beban psikis yang cukup berat. Pekerjaan yang mempertaruhkannya nyawa, ekspektasi masyarakat yang tinggi, dan tekanan pekerjaan yang berat juga harus dipertimbangankan. "Sedangkan tingkat kesejahteraan tidak begitu memadai," kata Reza.

Reza menambahkan hal tersebut bisa menjadi sebuah pelanggaran hak asasi manusia dari organiasasi kepada personelnya. Ia pun sudah seringkali menghimbau kepada kepolisian untuk juga memperhatikan kesehatan jiwa anggota mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement