REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengacara tersangka Jessica Kumala Wongso, Yudi Wibowo Sukinto mengatakan, kliennya sempat depresi menjalani rekonstruksi kasus kematian Wayan Mirna Salihin pada Ahad (7/2). Jessica depresi lantaran ada kesaksian pelayan kafe dalam rekonstruksi tersebut.
"Itu kesaksian dari pegawai Olivier bukan kami," kata Yudi di depan West Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Ahad (7/2).
Yudi menerangkan, kesaksian pegawai kafe membuat kliennya depresi lantaran kesaksian tersebut memberatkan Jessica. Kesaksian pegawai juga menurutnya tidak sesuai sehingga membuat Jessica ketakutan.
"Itu katanya (pegawai Olivier) Jessica bertanya apa yang dicampurkan dalam kopi," kata Yudi.
Perlu diketahui, pada prarekonstruksi sebelumnya, 11 Januari 2016 lalu, berdasarkan pantauan Republika.co.id, memang ada teriakan salah satu pegawai kafe tentang ujaran Jessica. Ujaran tersebut dilontarkan oleh pegawai kafe saat tubuh Mirna yang diperagakan oleh model kejang-kejang dan dari mulutnya mengeluarkan busa.
"Bentar, dia (Jessica) ngomong dulu, apa yang dicampurkan ke dalam kopi ini?" kata seorang pegawai kafe yang menggunakan jas terlihat emosi saat prarekonstruksi beberapa waktu lalu.
Menurut Yudi, kliennya mengaku tidak pernah melontarkan pertanyaan demikian. Sehingga menurut dia, kesaksian itu membuat Jessica nampak depresi. "Orang Jessica enggak ngomong itu, aku enggak ngerti ini gimana," kata Yudi.
Perlu diketahui, Jessica Kumala merupakan teman ngopi Mirna dan Hani pada tanggal 6 Januari 2016, lalu. Namun, tiba-tiba Mirna kejang dan dari mulutnya mengeluarkan busa. Mirna sempat dibawa ke klinik GI dan rumah sakit Abdi Waluyo, namun nyawanya tetap tak terselamatkan.
Menurut komisioner Komisi Kepolisian Indonesia, Edi Saputra Hasibuan berdasarkan dari CCTV kafe Olivier, Jessica terlihat datang lebih dulu dan langsung memesan minuman. Setelah itu, Mirna dan Hani datang menyusul.