Sabtu 05 Dec 2015 02:25 WIB

'Indonesia Berpeluang Jadi Pusat Industri Halal Dunia'

Tanda halal
Foto: bisnisukm.com
Tanda halal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri BUMN Sugiharto menilai Indonesia memiliki peluang menjadi pusat industri halal di dunia karena negara Islam lainnya, khususnya di Timur Tengah sedang menghadapi ketidakstabilan politik dan keamanan.

"Dengan kondisi geopolitik dunia sekarang, Indonesia ditunggu dunia sebagai pusat kaca pameran industri halal," ujar dia dalam acara Indonesian Halal Business, Food and Fashion Expo 2015 di Jakarta, Jumat (4/12).

Ia menuturkan jika politik dan keamanan Tanah Air stabil, ekonomi Indonesia akan berkembang, khususnya dalam industri halal yang sedang dikembangkan. Menurut dia, Indonesia harus menyebarkan branding dan mengedepankan bisnis halal untuk mengembangkan bisnis tersebut, misalnya dengan memperbanyak pameran.

Kini, ujar dia, juga merupakan peluang untuk menyebarkan way of life Indonesia yang menjunjung nilai Islam yang damai.

"Saya yakin ini momentum kita, dengan kesediaan tulus dan ke depan strategi diubah. Halal itu milik dunia, kesempatan kita besar," tutur Sugiharto.

Untuk mendukung hal tersebut, ujar dia, pemerintah harus mendorong usaha kecil dan menengah (UKM) untuk lebih berkecimpung di bidang industri halal.

Ia berpendapat kini pemerintah masih terlalu fokus dengan intermediasi perbankan dan keuangan, sementara bidang riil masih memerlukan perhatian lebih.

Ekonomi Indonesia, kata Sugiharto, akan lebih berkesinambungan dengan UKM seperti yang telah terbukti sebelumnya.

Selain itu, masalah kemiskinan, ketertinggalan dan kesenjangan juga dapat diatasi dengan sinergi pemerintah, pengusaha, lembaga sosial dan masyarakat.

Ia juga mendorong BUMN mengambil peran lebih dalam membantu mengembangkan UKM di bidang industri halal.

Baca juga:

Putra Pengasuh Ponpes di Grobogan Meninggal Kecelakaan di Mesir

6 Destinasi Ajaib Dunia yang Harus Dikunjungi Minimal Sekali Seumur Hidup

Artikel Ilmiah Tembus Internasional, Pemerintah Berikan Rp 100 Juta

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement