REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kepanitiaan jumenengan Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Suryodilogo menjadi Paku Alam X sudah terbentuk sebagian dan sudah mulai bekerja untuk melakukan persiapan.
Jumenengan adalah salah satu adat istiadat kerajaan Jawa yang dinilai paling sakral dan bermakna penting terkait dengan penyematan gelar Paku Alam X kepada Suryodilogo sebagai pengganti sang ayah, Paku Alam IX yang telah wafat, Ahad (22/11) lalu.
‘’Ya kepanitaan sudah terbentuk meskipun belum lengkap tetapi ini terus berjalan dan mulai bekerja. Sebagai Ketua Panitia Jumenengan KPH (Kanjeng Pangeran Haryo) Tjondrokusumo selaku Penghageng Kawedanan Hageng Kasentanan Pakualaman,’’ kata Penghageng Urusan Pambudaya Puro Pakualaman, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Kusumo Parastho, Rabu (2/12).
‘’Kepanitiaan ini tidak hanya didominasi dari kerabat Puro Pakualaman, melainkan juga ada masyarakat Yogyakarta. Supaya masyarakat Yogyakarta ikut nyengkuyung bersama-sama,’’ kata Kusumo Parastho.
Menurut dia, pelaksanaan jumenengan rencananya pada awal Januari 2016. Untuk menentukan waktu pelaksanaan jumenengan tersebut berdasarkan hari lahir dan lain-lain, kata Penasihat Panitia Jumenengan ini.
Menurut dia, jumenengan akan dilakukan siang hari dan setelah jumenengan akan dilakukan upacara resepsi dan kirab keliling menggunakan kereta Kencana Manik Kumala. Kereta tersebut merupakan pemberiaan dari Kerajaan Inggris.
‘’Akan kami cek lagi kondisi keretanya. Kalau ada yang harus diperbaiki maka akan segera diperbaiki," katanya.
Mengenai tamu yang akan diundang sekarang sedang dilakukan pemilihan.
Raja-raja Nusantara juga akan diundang yakni yang representatif mewakili raja-raja Nusantara. Dia berharap acara jumenengan bisa berjalan lancar. Meskipun tidak akan disiapkan pengamanan khusus.
Untuk kirab, disiapkan dua bergada yakni Bergada Plangkir dan Lombok Abang.