Sabtu 05 Sep 2015 00:19 WIB
PAN Gabung Pemerintah

PAN Masuk Pemerintahan, PPP dan PKB Khawatir Jatah Menterinya Hilang

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Partai Amanat Nasional.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Partai Amanat Nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam pemerintahan, diprediksi akan mengubah susunan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) Meskipun, PDIP meminta Jokowi memertimbangkan perombakan kabinet ditujukan pada menteri non-parpol, namun, partai pendukung Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tetap cemas.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil muktamar Surabaya, Saifullah Tamliha mengatakan partainya sangat mendukung masuknya PAN di pemerintah dan KIH.

Namun, masuknya PAN di pemerintahan Jokowi dinilai akan membuat komposisi kabinet terganggu. Terlebih, bagi parpol pendukung pemerintah. PPP, dengan masuknya PAN ke pemerintah, harusnya memang mendapat jatah posisi di kabinet.

"Agak mengganggu juga untuk Parpol yang punya menteri, mudah-mudahan tidak berdampak ke Parpol pendukung," katanya di kompleks parlemen Senayan, Jumat (4/9).

Tamliha mengatakan, meskipun ada pernyataan dari PDIP yang akan dipertimbangkan untuk diganti adalah menteri non-parpol, tidak membuat posisi parpol lainnya sudah aman. Terlebih, untuk posisi PPP saat ini kepengurusannya masih terbelah. Sedangkan PAN dalam kondisi masih utuh. PPP berharap, jatah menteri dari PPP tidak dikurangi atau dihilangkan.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhammad Lukman Edy mengatakan pihaknya senang dengan tambahan pasukan dari partai berlambang matahari terbit ke pemerintah. Bahkan, PKB sangat mendukung adanya wacana untuk mengubah nama KIH menjadi lebih luas lagi. Untuk mengakomodir seluruh partai politik untuk membantu pemerintah.

Hal ini, imbuh dia, untuk membuat suasana politik di nasional menjadi lebih cair. Sebab, pemerintah juga tidak ingin tersandera dengan situasi politik seperti yang pernah terjadi di awal pemerintahan. PKB juga memaklumi dengan masuknya PAN maka akan ada pihak yang digeser.

Namun, pihaknya menolak jika kader PKB menjadi salah satu kader yang akan digeser oleh Presiden Jokowi. "Saya tidak ikhlas (PKB digeser), kalau mau geser orang lain saja," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement