REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komjen Anang Iskandar ditunjuk sebagai Kabareskrim Polri untuk menggantikan Komjen Budi Waseso. Indonesia Police Watch (IPW) menilai Anang akan menghadapi tugas menjaga kehormatan Polri sekaligus menanggung bebas psikologis dan traumatis.
"Beban berat menanti Anang di Bareskrim Polri," kata Ketua IPW Neta S Pane di Jakarta, Jumat (4/9).
IPW menilai, tantangan terberat bagi mantan kepala Divisi Humas Polri tersebut adalah menanggung beban psikologis dan traumatis dalam kasus yang ditangani Budi Waseso. Namun, menurut Neta, Anang tentunya akan berpikir dua kali untuk bersikap agresif menangani atau melanjutkan kasus-kasus korupsi yang sudah dibongkar Buwas.
"Bagaimana pun Anang pasti takut 'dibuwaskan' oleh elite penguasa yang sudah diperalat koruptor. Artinya, publik sulit mengharapkan kasus-kasus korupsi yg sudah dibongkar Buwas akan berlanjut penyidikannya hingga ke pengadilan," ujar Neta.
Menurut dia, trauma yang ditanggung Anang juga diperkirakan akan membuat kasus-kasus korupsi itu 'ditiarapkan'. Tentunya hal ini akan membuat koruptor merasa menang dan makin besar kepala.
Namun, IPW berharap penunjukan Anang sebagai Kabareskrim dapat menuntaskan kasus-kasus korupsi yang sejauh ini sudah dibongkar. "Semoga kasus-kasus korupsi yang sudah dibongkar Buwas bisa dituntaskan Anang agar Polri tidak dilecehkan para koruptor," ujar Neta.