REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II DPR RI Budiman Sudjatmiko mempersilakan siapapun melakukan aksi demonstrasi demi menyampaikan kritik menuju perbaikan negara. Hal tersebut menanggapi rencana sejumlah aktivis mahasiswa dan pemuda yang ingin melakukan demonstrasi di momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).
"Demo boleh saja, bagus kita kritis, tapi kalau menurunkan Jokowi, ya harus nunggu pemilu selanjutnya," kata dia di sela acara Dialog Nasional Memperingati Hari Kebangkitan Nasional Ke-107 2015, di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (20/5).
Kalangan mahasiswa dan pemuda, kata dia, jangan menyamakan pemerintahan Jokowi dengan era 1998 dulu, di mana terjadi demonstrasi sehingga Soeharto jatuh dari kursi presiden. Sebab Jokowi dipilih secara demokratis, langsung oleh masyarakat Indonesia.
"Maka biarkan Jokowi menjalankan terlebih dahulu program-programnya untuk rakyat, yang memang tidak bisa bagus sekaligus," tegasnya.
Jokowi tidak bisa dijatuhkan. Sebab menurut budiman, ia bukan penjahat dan bukan pula pelanggar konstitusi. Ia pun menyebut sejumlah aksi Jokowi yang mengarah pada hal positif di antaranya pembukaan lahan pertanian di Papua, pengupayaan pencairan dana desa ataupun pembubaran dan audit Petral.
"Jokowi harus sampai selesai, sebab jika tidak, apa mau kita seperti Mesir, terjadi kekacauan," tegasnya.