Senin 23 Mar 2015 05:12 WIB

Kata Kasar Ahok Bertentangan dengan Revolusi Mental Jokowi

Menpan RB Yuddy Chrisnandi salam komando bersama Gubernur Ahok.
Menpan RB Yuddy Chrisnandi salam komando bersama Gubernur Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Alumni Politik (Ikapol) IISIP mencatat setidaknya lima kali Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melontarkan kata kasar dan tak pantas saat berdialog dengan sebuah stasiun televisi swasta. Perkataan kotor yang tak sedap di dengar jutaan rakyat tersebut menjadi ironi di tengah implementasi revolusi mental yang digaungkan Presiden Jokowi.

"Tampaknya program Jokowi itu tak di gubris oleh Ahok. Perilaku Ahok tak ubahnya seperti penderita gangguan mental yang sukar dibedakan dengan orang normal," kata Sekjen Ikapol IISIP Edward Panggabean, dalam keterangannya, Jakarta, kemarin.

Padahal, kata dia, Jokowi pernah menorehkan makna dari revolusi mental saat kampanye tahun lalu, bahwa sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab.

"Nah, bagaimana kita terbangun dengan ucapan Ahok tersebut, lalu bagaimana dia mendidik warganya, jika berperilaku seperti ini. Apakah ucapan itu merupakan sosok orang yang berbudaya dan beradab," ujar Edward.

Menurut Edward, Presiden Jokowi dalam revolusi mental itu juga mengutip konsep Trisakti yang pernah diutarakan Bung Karno dalam pidatonya tahun 1963 dengan tiga pilarnya, yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik, Indonesia yang mandiri secara ekonomi, dan Indonesia yang berkepribadian secara sosial budaya. 

Sayangnya, konsep itu tak mengena dalam sikap Ahok dalam kesehariannya dalam memimpin Ibu Kota. "Ini ironis dalam komunikasi politik seorang pejabat yang berkarier di politik lebih dari 10 tahun itu. Di tengah kegalauan jati diri para remaja dan pemuda saat ini," papar dia

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement