REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelolaan transportasi Indonesia sangat buruk. Bahkan, Indonesia kerap menjadi celaan apabila berhubungan dengan pengelolaan transportasi udara.
Pengamat Penerbangan Chappy Hakim mengutip anekdot, manajemen transportasi udara Indonesia dikagumi di mata internasional. Alasannya, semua persyaratan untuk terjadi kecelakaan terpenuhi namun, kecelakaan tidak terjadi. ''Artinya, Air Traffic Controller (ATC) hebat sekali, misalnya,'' kata dia dalam Diskusi Ayo Benahi Transportasi Udara, Jakarta, Sabtu (22/2) siang.
Sejumlah penerbangan dari Maskapai Lion Air mengalami keterlambatan (delay) sejak Rabu (18/2) lalu. Hal ini disebabkan oleh adanya tiga pesawat Lion Air yang rusak karena benda asing (Foreign Object Damage/FOD), yakni satu di Semarang dan dua di Jakarta pada hari tersebut.
Akibat dari keterlambatan dan pembatalan penerbangan tersebut ribuan penumpang Lion Air telantar di Bandara. Maskapai swasta tersebut menjanjikan penerbangan kembali normal pada Sabtu (21/2).
Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Udara itu, apabila ditelisik lebih dalam ada hal yang salah dalam delay Lion Air itu. Pasalnya, pada saat peak season, penumpang menumpuk berarti potensi mendapatkan pendapatan. Namun, maskapai lain tidak berebut mengambil penumpang tersebut.
Dia menyatakan, secara keseluruhan dunia penerbangan Indonesia harus diperbaiki secara total.