Kamis 29 Jan 2015 06:35 WIB

Tidak Dijaga 24 Jam, Jakarta Jadi Kota tidak Teraman Sedunia

Sejumlah pengunjung berjalan di rumput dengan mengabaikan papan aturan yang terpasang di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Kamis, (4/12).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah pengunjung berjalan di rumput dengan mengabaikan papan aturan yang terpasang di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Kamis, (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Maraknya aksi kejahatan pencurian bermotor di tengah jalan ibukota akhir-akhir ini diperkuat hasil survei Economist Intelligence Unit (EIU) menyebutkan Jakarta sebagai kota paling tidak aman membuat khawatir masyarakat.

“Memang tidak ada penjagaan 24 jam sehingga mungkin itulah dikatakan tidak aman," ungkap kriminolog Universitas Indonesia (UI) Yogo Tri Hendriarto, Kamis (29/1).

Namun, ia menilai, persepsi soal Jakarta yang dianggap tidak aman tidak bisa dilihat secara sempit. Lantaran banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya faktor psikologis.

Beberapa orang merasa takut, ujar Yogo, karena bisa jadi banyak melihat tayangan kriminal sehingga rasa takutnya tinggi.

Di sisi lain, ia menilai, Jakarta memang tidak aman untuk beraktivitas selama 24 jam karena memang tidak ada sistem pengamanan yang mendukung serta penerangan umum yang kurang.

Posisi Jakarta sebagai kota yang tidak aman berdasarkan survei EIU mengenai kualitas keamanan 50 kota (the Safe City Index). Skor Jakarta adalah 53,71 poin sebagai kota yang tidak aman sedunia. Hal itu berbanding terbalik dengan ibukota Jepang, Tokyo yang memiliki skor 85,63 sebagai kota teraman di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement