Jumat 05 Dec 2014 13:03 WIB
Munas Golkar

Tidak hadir Saat Penutupan Munas Golkar, Syarif Hasan: Karena Musibah

Rep: C 89/ Red: Erdy Nasrul
Syarif Hasan
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Syarif Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Muswarah Nasional (Munas)  Partai Golkar ke IX telah selesai digelar. Pada acara penutupan, sejumlah tokoh koalisi merah putih nampak hadir.

Diantaranya ketua umum partai Gerindra, Prabowo Subianto, Presiden PKS, Anis Mata, serta petinggi PPP Suryadharma Ali dan Djan Faridz. Namun petinggi Demokrat dan PAN yang sejak awal mengapresiasi acara tertinggi partai berlambang beringin ini tidak hadir.

Ketika dikonfirmasi kepada ketua Harian Demokrat, Syarif Hasan, Ia enggan berbicara banyak penyebabnya. Ia hanya menjawab pertanyaan awak media dengan kata "Musibah". "(Penyebabnya) karena Musibah," ungkap Syarif di Kompleks Parlemen, Jumat (5/12).

Dalam penjelasannya selanjutnya, Syarif mengakui "Musibah" yang dimaksudkan. Dalam hal ini ketika Golkar menolak Perppu Pilkada pada salah satu putusan Munas. Perppu itu adalah usulan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono. "Ya musibah itu Perppu," kata dia.

Syarif juga mengakui ketidakhadiran dirinya bermula dari instruksi dari internal partai. Namun ia enggan memperjelas apakah perintah tersebut datang dari SBY langsung. "Iya instruksinya demikian. Tapi bapak lagi di Cina sama Jepang," jelasnya.

Pada dasarnya Syarif mengaku kecewa dengan kebijakan Golkar yang menolak Perppu. Karena menurutnya itu adalah Komitmen yang sudah ditandatangani bersama antara Demokrat dan partai yang tergabung dalam KMP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement