REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sekitar 356 orang warga Dusun II Tanjungrejo, Kampung Tanjung Harapan, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, masih bertahan di pengungsian, Selasa (2/12). Warga masih trauma dengan kejadian bentrok antarkampung yang berakhir dengan pembakaran rumah.
Warga yang rumahnya dibakar saat bentrok, dan warga yang terpaksa mengungsi saat kejadian 27 November 2014 lalu, masih memilih menginap di gudang pupuk di Kampung Tanjung Harapan. Sebagian warga lagi tinggal sementara di Kampung Padang Ratu.
Saat ini, warga korban bentrok yang tidak memiliki rumah lagi sangat membutuhkan makanan, pakaian, dan obat-obatan. Bantuan dari berbagai instansi, organisasi, dan warga lainnya terus mengalir ke lokasi pengungsian.
Bentrok antarkampung Dusun I dan II Tanjung Rejo, dipicu dengan adanya provokasi hilangnya dua remaja warga Dusun I. Warga menemukan sandal dan bercak darah di Dusun II. Kejadian ini disulut sehingga terjadilan serangan massa ke Dusun II pada Kamis (27/11) petang. Warga yang emosi langsung membakar puluhan rumah warga, warga pun melarikan diri. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
"Kami takut pulang, kami trauma dengan rumah-rumah yang dibakar," kata Darsono, warga Dusun II. Ia bersama ratusan warga baik yang rumahnya terbakar dan tidak, masih belum berani pulang ke kampungnya. Banyak para orang tua dan kakek-nenek, trauma melihat api dan rumah yang telah menjadi abu.
Warga yang kehilangan tempat tinggal, tidak mengetahui nasibnya ke depan karena tidak sanggup lagi mau membangun rumahnya yang dibakar. Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, masih mendata rumah warga yang terbakar, untuk proses rehabilitasi rumah warga.