Ahad 31 Aug 2014 11:09 WIB

Dishub Jabar: Pemetaan Harus Dilakukan untuk Tambah Pasokan BBM

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Jembatan Comal jebol
Jembatan Comal jebol

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perbaikan Jembatan Comal membuat arus kendaraan angkutan barang dari utara dialihkan ke jalur tengah dan selatan. Atas dasar itu, Kepala Dishub Jabar Deddy Taufik mengaku segera bertemu dengan Pertamina untuk membahas tambahan pasokan BBM ke jalur selatan dan tengah.

Karena, harus dilakukan pemetaan terhadap titik-titik mana saja yang akan ditambah pasokan BBM-nya. "Kalau dialihkan ke selatan, suplai BBM-nya harus terjamin," kata dia, Sabtu (30/8)

Deddy mengatakan, kebijakan pengalihan rute kendaraan angkutan barang ke jalur tengah dan selatan ini akan dievaluasi dalam setiap dua pekannya. "Nanti diketahui, apakah ini efektif atau tidak," katanya.

Deddy mengakui, ambruknya Jembatan Comal ini berdampak luar biasa terhadap dunia industri. Ia berharap, sistem pengangkutan barang melalui railway dan pelabuhan bisa dioptimalkan, agar kejadian ini tidak terulang.

Ke depan, harus ada pemisahan antara perlintasan angkutan barang dan orang. Menurut dia, ini penting dilakukan demi lancarnya arus pergerakan tersebut.

Apalagi, kata Deddy, tingginya laju pertumbuhan kendaraan saat ini tidak diimbangi oleh pertumbuhan infrastruktur. Pertumbuhan, kendaraan 12 persen sementara Jalan hanya 1,2 persen.

Deddy meyakini, dengan terdapatnya jalur khusus angkutan barang, pergerakan barang dan orang menjadi lancar. Selain itu, harus berani bermimpi, ke depan pergerakannya seperti apa. Jadi sistem logistiknya harus jelas.  ''Pembenahan infrastruktur di hulu ini bisa menekan inflasi yang berujung pada terjangkaunya harga barang-barang,'' kata dia, Sabtu (30/8).

Sebagai informasi, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, mengeluarkan surat keputusan (SK) tentang pengaturan lalu lintas angkutan barang. Isinya, kendaraan angkutan barang lebih dari dua sumbu yang biasa melewati jalur pantai utara dialihkan ke rute Jakarta-Tol Cipularang-Bandung-Nagrek-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar-Wangon-Buntu-Kebumen-Kutuarjo-Purworejo-Magelang-Ambarawa-Semarang dan sebaliknya.

Jalur lainnya, Jakarta-Tol Cipularang-Bandung-Nagrek-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar-Wangon-Buntu-Banyumas-Klampok-Banjarnegara-Wonosobo-Temanggung-Ambarawa-Semarang dan sebaliknya.

Sedangkan untuk kendaraan barang dengan kereta gandengan, diharuskan menempuh rute Jakarta-Tol Cipularang-Bandung-Nagrek-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar-Wangon-Buntu-Kebumen-Kutuarjo-Purworejo-Magelang-Ambarawa-Semarang. Untuk kendaraan barang yang diharuskan menempuh jalur Tegal-Prupuk-Bumiayu-Purwokerto-Sukaraja-Purbalingga-Klampoka-Banjarnegara-Wonosobo-Temanggung-Ambarawa-Semarang dan sebaliknya, hanya diperbolehkan melintas antara pukul 21.00 hingga 05.00.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement