Rabu 14 May 2014 07:00 WIB

Arkeolog Bosnia Klaim Indonesia Memiliki Piramida

Rep: Stevy Maradona/ Red: Hazliansyah
  Seorang peneliti berjalan mengamati bongkahan batu di Situs Megalitikum Gunung Padang, di daerah Cianjur, Kamis (5/12). (Republika/Edi Yusuf)
Seorang peneliti berjalan mengamati bongkahan batu di Situs Megalitikum Gunung Padang, di daerah Cianjur, Kamis (5/12). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki piramida! Ini kesimpulan arkeolog asal Bosnia Herzegovina Semir Sam Osmanagich usai mengunjungi situs prasejarah Gunung Padang, Cianjur, Selasa (13/5). 

Sam menegaskan, argumennya memiliki dasar yang kuat bahwa situs megalitik Gunung Padang yang lebih dikenal dalam dunia ilmiah dengan sebutan punden berundak, masuk kategori piramida. Seperti piramida di Mesir maupun di Meksiko dan Amerika Selatan.

"Kata 'piramida' itu bukan monopoli situs di Mesir maupun Meksiko dan Amerika Selatan," ujar Sam, Selasa. 

Menurut dia, piramida adalah kata yang menggambarkan bentuk geometris. Bentuk geometris itu adalah bangunan dengan dasar persegi dan puncaknya mengerucut atau lebih kecil dari dasarnya. Piramida, tegas Sam, tidak hanya sebatas apa yang selama ini publik bayangkan di Mesir atau di Meksiko.

Piramida tersebar di seluruh dunia. Sam mengklaim piramida adalah satu bentuk persebaran kebudayaan masa lalu yang sangat tinggi. Piramida, kata dia dibangun oleh manusia-manusia yang pintar dan menguasai teknologi serta memahami lingkungan dan energi di sekitarnya. Hal ini bisa terlihat dari seluruh situs piramida di seluruh dunia. Mulai dari Cina, Sudan, Kamboja, Pulau Canary, Prancis, Bosnia Herzegovina.

"Buku sejarah selama ini mengajarkan masyarakat bahwa piramida itu hanya ada di Mesir dan Meksiko/Amerika Selatan. Itu salah. Kita harus mengubah persepsi bahwa piramida adalah bentuk kebudayaan yang lazim di mana-mana," kata Sam. 

Selain itu, kata dia, piramida juga tidak melulu berhubungan dengan makam dan fir'aun. Karena di berbagai belahan dunia, piramida dibangun dengan karakternya masing-masing.

Sam akan berbicara dalam diskusi peradaban piramida pada Rabu (14/5) pagi pukul 09.00 WIB di aula Bank Mandiri. Ia akan membawakan presentasi mengenai fenomena kebudayaan piramida di seluruh dunia.

Bahwa piramida bukan cuma ditemukan di Mesir atau Amerika Selatan, tapi juga di Cina, Prancis, Bosnia, Sudan, Pulau Canary, Kamboja, dan negara-negara lain.

Dalam konteks piramida di Bosnia, Sam mengklaim dirinya adalah penemu dan peneliti pertama di situs tersebut yang mengerjakannya secara komprehensif. Piramida Bosnia terletak di kota kecil, Visoko, sekitar 30 menit perjalanan dari Sarajevo. Ada empat piramida yang tertutup oleh pepohonan di sana. Salah satunya, klaim Sam, adalah yang tertua di dunia. Berumur lebih dari 29.000 tahun yang lalu dengan tinggi 207 meter.

"Piramida Bosnia adalah piramida pertama di Eropa, dan piramida yang memiliki jaringan terowongan rumit," katanya. 

Sam mengakui penemuannya membuat kontroversi di kalangan arkeolog dan sejarawan Eropa. Ini karena selama ini buku sejarah Eropa tak memasukkan piramida sebagai salah satu bentuk kebudayaan benua tersebut. 

"Saya memahami fakta ini mengejutkan bagi mereka. Karena mereka harus menulis ulang sejarah Eropa dan dunia terkait piramida-piramida ini," kata Sam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement