Sabtu 01 Mar 2014 01:15 WIB

Ini Praktik Kongkalikong Mafia Rusunawa Marunda

Rep: Agus Baha'udin/ Red: Bilal Ramadhan
Kawasan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara.
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Kawasan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktik penyelewengan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Marunda, Jakarta Timur, sangat terorganisir. Rusunawa yang awalnya disediakan oleh Pemerintah Provinsi bagi warga Ibu Kota yang belum memiliki hunian kini menjadi mega proyek kalangan mafia.

Berdasakan penelusuran //Republika// pada (27/2) kemarin, hingga hari ini, Jumat (28/2) banyak terdapat kejanggalan dalam praktik jual beli surat perjanjian sewa marak terjadi di rusunawa tersebut. Baik praktik sewa di atas sewa, maupun jual beli hak sewa dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab secara sembunyi-sembunyi, melalui informasi berantai dari beberapa penghuni rusunawa.

Padahal tidak terdapat satu pun papan pengumuman resmi di unit yang akan dijual atau disewakan. Selain itu, bentuk bangunannya pun nampak tidak terawat dan lantai-lantainya terlihat tidak bersih, seperti tidak pernah dibersihkan.

"Ada calo khusus kayaknya dalam penjualan,” kata salah seorang warga rusunawa Marunda, Rastono, yang nampak sensi terhadap praktik kong-kalikong mafia Rusunawa, Jumat (28/2).

Rastono menceritakan, jika ada penghuni rusunawa yang akan menjual atau menyewakan unit yang dia miliki, maka calo akan dihubungi. Si calo kemudian akan mencari calon pembeli yang akan dipertemukan dengan pemilik unit tersebut. Dia mengatakan, proses tawar-menawar untuk kesepakatan harga dilakukan oleh pemilik unit dan calon pembeli.

Menurut Rastono, tidak hanya calo yang mencari calon pembeli. Tapi ada juga calon pembeli yang langsung menghubungi calo. Nah, nomor telepon calo bisa diperoleh melalui bisik–bisik warga ataupun kenalan lainnya di rusunawa Marunda. “Jadi calo ini nanti yang nemuin mereka (calon pembeli dengan pemilik rusun),” Ujar Rastono.

Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah calo yang ada di rusunawa Marunda. Mereka tersebar di berbagai blok di masing – masing cluster yang ada di rusunawa Marunda. “Sepertinya Si calo ini dapat imbalan dengan mempertemukan calon pembeli, deal harganya tetap antara yang mau beli dan yang mau jual,” ujar Rastono.

Tak hanya itu, empat warga rusunawa yang sedang duduk santai ditemui Republika menyampaikan hal yang serupa. Para calo ini tersebar hampir di setiap blok di masing-masing cluster yang ada di rusunawa Marunda. Mereka (calo) bekerja dengan rapi. Seperti jaringan yang bertugas menghubungkan antara calon pembeli dan pemilik unit.

“Mereka kayak jaringan terorganisir, calo dapat bayaran kalau sudah deal (transaksi jual beli),” kata salah satu orang dari empat yang sedang duduk santai di halaman Rusunawa Marunda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement