REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bupati Malang, Jawa Timur Rendra Kresna mengklaim pihaknya memprioritaskan makanan yang dikonsumsi pengungsi. Persediaan logistik diklaimnya cukup untuk tujuh hari kedepan.
Selain itu, kata Rendra, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah mengerahkan tim medis untuk menangani kesehatan para pengungsi. Meski demikian, kata Rendra, tak jarang masyarakat merengek meminta pulang karena khawatir harta bendanya yang hilang. Jika terjadi hal itu, pihaknya hanya bisa memberi pengertian bahwa harta bisa dicari, namun nyawa tidak bisa diganti. “Untuk itu kami meminta masyarakat agar tetap bersabar,” kepada Republika di sela-sela peninjauan bantuan logistik untuk pengungsi di Gedung Kecamatan Pujon, Malang, Sabtu (15/2) sore.
Rendra menyebutkan, sedikitnya 10.300 jiwa warga Kecamatan Kasembon, Malang yang telah mengungsi dan lebih dari 17 ribu jiwa warga Kecamatan Pujon yang dievakuasi. Pihaknya berjanji terus akan memperbarui data tersebut.
“Namun ada juga warga yang enggan mengungsi karena sulit untuk dibujuk agar mau mengungsi. Ada juga warga yang memilih mengungsi di rumah saudaranya yang tidak terkena dampak erupsi Gunung Kelud,” katanya
Menurutnya, warga yang tinggal di daerah yang tidak terlalu berdampak erupsi Gunung bisa tetap tinggal di rumahnya di Kecamatan Ngantang seperti Desa Ngantru, Banjarejo dan Sidodadi.