Sabtu 05 Oct 2013 13:00 WIB

Polisi Cekcok, Peliputan Media di KTT APEC Terganggu

Rep: Fitria Andayani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
APEC CEO SUMMIT 2013  Delegasi melintas di depan baliho APEC CEO Summit 2013 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (5/10/20103)
Foto: ANTARA FOTO
APEC CEO SUMMIT 2013 Delegasi melintas di depan baliho APEC CEO Summit 2013 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (5/10/20103)

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Koordinasi petugas keamanan yang buruk membuat peliputan media di ajang perhelatan Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) terganggu. Bus shuttle yang seharusnya bisa bisa membawa  para awak media ke media centre di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) dengan cepat terhambat kemacetan hingga satu jam.

Kemacetan terjadi akibat petugas lalu lintas mengalihkan perjalanan bus shuttle yang ditumpangi Republika/ dan sekitar 20 rekan media lain dari dalam serta luar negeri melalui pintu belakang BNDCC yang berukuran kecil. Akibatnya bus shuttle terjebak kemacetan karena mobil yang mengatre masuk pintu tersebut sangat panjang.

Padahal bila bus diperbolehkan untuk masuk jalur yang semestinya yaitu melalui pintu utama BNDCC, bus tidak perlu mengalami situasi tersebut dan bisa sampai di gedung media kurang dari lima menit.

Kondisi ini sangat disayangkan karena pada saat yang sama Republika dan media yang lain harus mengikuti acara pembukaan Tri Hita Karana International Conference on Sustainable Development 2013 APEC di ruang Nusa Dua 123 BNDCC pukul 09.00 WITA. Petugas bus shuttle, meminta maaf atas ketidaknyaman tersebut. "Memang ada koordinasi yang buruk antara petugas kepolisian yang ada di lapangan dengan petugas kepolisian yang bertugas di titik keberangkatan bus shuttle di Hotel Santika," katanya, Sabtu (5/10)

Lucunya, bus shuttle yang berada di depan dan belakang bus shuttle yang ditumpangi Republika dibolehkan jalan. Sebelumnya memang petugas polisi yang ikut menumpang bus shuttle tersebut terlibat adu mulut dengan polisi lalu lintas yang berjaga di perempatan depan pintu masuk utama BNDCC.

Polisi yang ada di bus menanyakan mengapa bus tersebut tidak diizinkan jalan menempuh lampu lalu lintas yang sedang menyala hijau.

 

Polisi lalu lintas tersebut malah emosi dan menunjukkan kepangkatannya. "Bapak duduk pakai AC di bus, saya kepanasan ngatur lalu lintas. Bapak mau gantikan saya?" ujarnya. Karena tak mau rebut, petugas polisi bus yang pangkatnya lebih rendah meminta sopir untuk melakukan hal yang diminta perugas lalu lintas tersebut.

Karena tak sabar dengan macet, Republika turun dari bus tersebut dan berjalan kaki. Hanya butuh 7 menit bagi  untuk sampai ke gedung BNDCC.

Seementara bus shuttle yang tadinya ditumpangi Republika baru sampai 5 menit lebih lama, tepat pukul 10.15 WITA, ketika acara tersebut telah berakhir. Petugas bus shuttle berjanji akan mengevaluasi peristiwa tersebut dan berharap tidak ada lagi koordinasi yang buruk sehingga mengganggu kegiatan peliputan media.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement