REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai wajar oleh koleganya semasa di kampus, Andi Hamzah.
Pembimbing Akil ketika mantan politikus Partai Golkar itu menyelesaikan disertasinya di Universitas Padjajaran, Andi Hamzah mengungkapkan, tidak kaget saat ia mengetahui Akil menerima uang.
"Ia terima uang, saya tidak kaget", ungkap Andi saat diwawancara RoL, Jumat (4/10). Ia juga mengungkapkan mengapa Akil tidak belajar dari kasus suap dan korupsi yang lain.
Andi mengungkapkan, ia kaget justru karena mengapa Akil begitu bodoh dan sembrono menerima orang yang membawa uang datang ke rumah. "Ia terima uang saya tidak kaget, benar-benar tidak kaget. Tapi yang saya kagetkan, kenapa dia mau terima orang yang datang ke rumahnya dengan membawa uang," ungkapnya.
Andi juga mengatakan, Indonesia sekarang ini sangat berbeda dengan tahun 50-an. "Sekarang secara menyeluruh di Indonesia rusak. Dulu tidak ada lembaga negara yang menerima uang," katanya.
Seorang yang mengenal Akil sejak lama itu juga mengherankan apa yang terjadi di Indonesia ini. "Dulu pengecualian bagi yang korupsi, sekarang pengecualian bagi yang tidak korupsi", imbuhnya.