REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara resmi menutup area lokalisasi di Jalan Tambak Asri, Ahad (28/4) malam. Ke depan, para wanita tuna susila yang berada di kawasan itu akan diberikan uang saku sebagai modal memulai usaha.
Dalam acara itu, diselenggarakan juga ceramah serta doa bersama. Aparat gabungan mulai dari TNI, polisi dan satpol pp tampak mengamankan area tersebut. Menurut data, di wilayah Tambak Asri terdapat 354 wanita tuna susila dan 96 mucikari.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan lokalisasi prostitusi yang berdiri sejak 1959 itu membawa dampak negatif pada generasi muda. Ia mencemaskan banyak anak-anak yang terpengaruh sehingga malah memelihara kondisi terebut.
Penutupan pun, imbuhnya, mendapat dukungan masyarakat "Rencannya lokalisasi Dolly juga akan kami tutup, saya sudah tahu strateginya," kata Risma usai menghadiri rangkain acara peresmian penutupan Tambak Asri.
Dia menyebutkan, akhir tahun ini, lokalisasi Dolly akan segera ditertibkan. Dengan begitu, dia mengklaim, Kota Surabaya dapat terbebas dari seks bebas itu.
Hanya saja dia mengakui, dalam penutupan ini, masih ada kendala keuangan. Anggaran yang didapatnya dari Pemerintah pusat dan provinsi Jatim masih belum cair sepenuhnya.
"Nanti tanggal 10 Mei besok, akan kami selesaikan," ujarnya.
Ketua RW 06 Tambak Asri, Subandi mengatakan, awalnya sempat ada pertentangan dari pihak WTS dan mucikari, mamun setelah diberi pengertian, mereka akhirnya paham.
Dia juga mengatakan, para mucikari yang ada di wilayahnya adalah profesi yang diwarisi secara turun temurun dari orang tuannya.