REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan salah satu dari 27 negara di dunia yang memiliki kasus Tuberkulosis (TB) Multi Drug Resistant (MDR) atau TB kebal obat, yang tertinggi di dunia. Diperkirakan, setiap tahunnya terdapat 6620 kasus TB MDR di Indonesia.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PPPL) Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama mengatakan pemerintah berkomitmen untuk terus menanggulangi penyakit itu. Salah satu caranya, kata dia, yaitu dengan menyediakan fasilitas layanan kesehatan bagi pasien TB di tiap daerah.
Kemenkes mencatat, sejak 2009 sudah ada 235 fasilitas layanan kesehatan yang terdapat di delapan provinsi untuk pengobatan pasien TB MDR.
"Pada tahun 2014 diharapkan tiap provinsi memiliki minimal satu rumah sakit rujukan untuk pengobatan pasien TB MDR," ujar Tjandra di acara konferensi pers dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia, di Hotel Ritz Carlton, Kawasan Mega Kuningan Jakarta, Sabtu (30/3).
Menurut Tjandra, saat ini Indonesia sudah memiliki panduan pengobatan penyakit TB. Sementara untuk obat-obatan bagi pasien juga telah ditanggung oleh pemerintah. "Obat TB primer dibeli oleh negara melalui dana APBN," katanya menjelaskan.
Selain itu, kata dia, dalam acara peringatan hari TB sedunia itu, Kemenkes juga melakukan sosialisasi panduan pengobatan bagi pasien TB kepada ribuan tenaga medis dari berbagai daerah.
Dengan sosialisasi itu, diharapkan para pekerja medis dapat memberikan layanan pengobatan pada pasien TB dengan tepat. Sehingga dapat ikut menekan pertumbuhan kasus penyakit mematikan tersebut.
Tuberkulosis (TB) atau yang dulu dikenal dengan sebutan TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Gejalan dari penyakit ini yaitu batuk darah, sesak nafas, dan nyeri dada.
Penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Apabila tidak diobati, 50 persen dari penderita TB akan meninggal setelah lima tahun.
Menurut sebuah survey, sebagian besar penderita TB di Indonesia adalah usia produktif atau masih bekerja, yaitu usia 15-50 tahun. Hal ini tentu berdampak pada perekonomian nasional.