REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono yang mengambilalih Partai Demokrat dipersepsikan tak akan berpengaruh besar terhadap elektabilitas partai.
Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia Barkah Patimahu menjelaskan, sikap SBY tersebut dinilai publik tak akan berjalan baik.
Berdasarkan survei LSI selama Februari 2013, publik yang yakin elektabilitas Demokrat naik hanya 27,31 persen. Sedangkan, 60,38 persen publik tak yakin langkah kontroversial SBY itu membantu elektabilitas partai.
"Kekhawatiran publik terkait SBY turun tangan, tugas presiden tidak berjalan dengan baik. Terjadi anomali kepala pemerintahan yang meminta kabinet fokus ke pemerintahan malah mengurusi partai," ujar Barkah di kantor LSI, Jakarta, Ahad (17/2).
Peneliti LSI Hanggoro DP menjelaskan fakta miris yang terungkap menjelang Pemilu 2014. Menurutnya, hanya 13,10 persen yang yakin kondisi Indonesia lebih baik. Mayoritas atau 66,55 persen publik beranggapan sama saja. Keadaan menjadi lebih buruk tercatat 20,34 persen.
"Problemnya tidak ada langkah pemerintahan yang bisa memberi harapan positif ke depan," katanya. "Pengangguran dan ketimpangan pendapatan, serta fakta pengangguran tinggi menjadi persoalannya, meski secara makro pertumbuhan ekonomi tinggi," imbuhnya. n erik purnama putra