Sabtu 05 Nov 2011 16:46 WIB

Penyelundupan Narkoba di Bali Masih Didominasi WNA asal Afsel

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA - Pelaku penyelundupan narkoba melalui Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, selama tahun 2011 masih didominasi warga negara Afrika Selatan, demikian laporan pejabat pabean setempat.

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Ngurah Rai I Made Wijaya, di Kuta, Sabtu (5/11) mengungkapkan, pelaku kasus penyelundupan narkotika ke Bali tersebut kebanyakan berasal dari Afrika Selatan. Jumlah itu lebih besar dibandingkan Australia, yang sebelumnya kerap melakukan aksi penyelundupan seperti kelompok "Bali Nine".

"Berdasarkan data yang kami miliki, tahun ini memang warga Afrika Selatan yang banyak melakukan penyelundupan narkoba berbagai macam jenis," katanya. Data tahun 2011, terdapat empat orang warga Negara Afrika Selatan yang tertangkap di pintu kedatangan Bandara Internasional Ngurah Rai saat ketahuan membawa narkotika berbagai jenis, seperti sabu-sabu, ekstasi dan heroin.

"Barang yang diselundupkan pun ternilai sangat besar jumlahnya, apalagi jika dinilai dengan harga di pasar gelap yang mencapai miliaran rupiah," kata Wijaya. Sementara, pelaku penyelundupan narkotika tahun 2011 dari negara lain seperti Malaysia, Prancis, Filipina, Jepang, Nigeria, Thailand, Uganda, dan Yunani terdapat satu pelaku dari masing-masing negara tersebut.

"Sebenarnya pelaku asal WNI sendiri juga lebih banyak, yakni tujuh orang, tetapi tertangkapnya para pelaku warga Indonesia merupakan hasil pengembangan petugas, baik dari Bea Cukai maupun dari Polda Bali untuk menangkap jaringan-jaringan narkoba yang akan menerima barang dari kurir tersebut," jelasnya.

Total, para pelaku yang berhasil ditangkap dan digagalkan dari aksi penyelundupannya pada ahun 2011  mengalami penurunan. Paada tahun 2011 total pelaku dari berbagai macam negara terdapat 19 orang pelaku. Sedangkan tahun 2010, total pelaku penyelundupan narkoba melalui Bandara Internasional Ngurah Rai terdapat sebanyak 24 orang pelaku.

"Dari tahun 2008 yang hanya satu orang pelaku saja, tetapi pada tahun 2009, sangat tampak sekali peningkatan jumlah pelakunya, yakni ada 11 orang," kata Wijaya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement