Senin 19 Sep 2011 21:14 WIB

Kericuhan Wartawan-Siswa SMA 6: Emosi Mulai Tersulut Saat Ada Oknum Wartawan yang Panjat Tembok?

Sejumlah siswa SMAN 6 saat berhadapan dengan wartawan di depan SMAN 6, Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (19/9).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah siswa SMAN 6 saat berhadapan dengan wartawan di depan SMAN 6, Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebuah blog milik salah satu siswa SMA 6 Jakarta, turut membuka tabir kericuhan wartawan-siswa SMA 6 Jakarta tadi siang. Dalam tulisan bertajuk Sulutan Api di Bumi Mahakam penulis blog awalnya tak begitu mempedulikan apa yang terjadi di sekolahnya siang itu, termasuk mengapa pintu gerbang di gembok dari dalam.

"Turun kau dari sana!", teriak seorang guru Kimia mengejutkannya. Ia menatap ke langit-langit, ke atap gedung SMAN 6 Mahakam, atap Pos Satpam. "Seorang wartawan memanjat gedung sekolah saya, mengotorinya dengan sepatunya. ia menginjak sekolah saya, tempat saya meraih pendidikan selama dua tahun terakhir," katanya.

"Woi, ngapain lo di sana!" ia berteriak. "Turun! Apa-apaan kamu!" "Tunjukkan etikamu!" teriak warga kantin dan guru-guru.

Tapi, katanya, semua teriakkan itu hanya dibalas dengan ancaman oleh wartawan itu, "Jangan bicara soal etika kepada saya!", "Awas kamu, saya bisa menuntut!"

Beberapa saat setelah peristiwa naiknya wartawan tersebut, kta dia, orang-orang yang ingin keluar/masuk gerbang SMAN 6 dikepung oleh wartawan. "Beberapa teman seangkatan saya berjalan menuju sekolah dari arah Taman untuk mengambil motor dan pergi dari tempat kejadian. namun, pada saat ia baru saja keluar dari gerbang bersama motornya, wartawan mulai mengepungnya (mungkin ingin mengambil gambar), namun dari kepungan itu muncul satu pukulan, dua pukulan. ricuh," tulisnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement