Senin 24 Nov 2025 02:17 WIB

Pengamat Kritik Proyek Gerbang Candi Bentar di Gedung Sate

Pengamat menilai proyek gerbang di Gedung Sate Bandung megah secara visual namun dinilai hampa manfaat di tengah tantangan ekonomi masyarakat.

Rep: antara/ Red: antara
Pengamat: Candi bentar di Gedung Sate megah visual tapi hampa manfaat.
Foto: antara
Pengamat: Candi bentar di Gedung Sate megah visual tapi hampa manfaat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG, – Pengamat kebijakan publik dari Universitas Parahyangan, Kristian Widya Wicaksono, menilai proyek gerbang bergaya candi bentar di Gedung Sate Bandung memiliki paradoks. Meski tampak megah secara visual, proyek ini dinilai hampa manfaat bagi masyarakat Jawa Barat yang tengah menghadapi tantangan ekonomi.

Menurut Kristian, proyek pilar gerbang yang kini masih dalam tahap pembangunan tersebut mencerminkan ketimpangan dalam politik anggaran, di mana prioritas pemerintah tidak selaras dengan kebutuhan riil masyarakat.

"Secara fisik tampak megah, seolah menunjukkan ada pergerakan pembangunan. Tapi ketika dibenturkan dengan realitas ekonomi masyarakat Jawa Barat saat ini, itu terasa hampa karena tidak menyentuh akar persoalan publik," ujarnya di Bandung, Minggu.

Kristian menyoroti lolosnya anggaran proyek ini dalam APBD sebagai indikasi adanya kesepakatan formal antara pemerintah daerah dan DPRD. Namun, ia mempertanyakan urgensi "mempercantik" pagar kantor pemerintahan di saat daya beli masyarakat sedang membutuhkan bantuan nyata.

Lebih lanjut, Kristian menyebut fenomena ini sebagai proyek "mercusuar" pembangunan yang hanya mengejar efek visual dan simbolik. Publik berhak menuntut transparansi alasan di balik prioritas pemugaran pagar dibandingkan program yang berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat.

Anggaran sebesar Rp3,9 miliar yang dialokasikan untuk gerbang dan paving blok area parkir juga menjadi sorotan. Kristian menekankan bahwa narasi efisiensi yang sering disuarakan pemerintah seharusnya lebih ditujukan pada ketepatan alokasi anggaran untuk menghasilkan dampak yang bermakna.

"Apakah Rp3,9 miliar untuk pagar dan gapura (dan lapangan parkir) itu lebih bermakna dibanding jika dialokasikan untuk program yang berdampak langsung pada kesejahteraan ekonomi warga?" tambahnya.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement